MBTI and how can they detected as their types but they didn't realize it!



Hai, sahabat ngawur.

Kali ini gw mau bagikan sedikit tentang bagaimana gw bisa menemukan tipe-tipe orang dengan kepribadian yang berkonsep pada MBTI (Myers-Briggs Type Inventor)

Setelah materi yang pernah gw sampaikan tentang pengetahuan gw seputar MBTI, lalu sejarah mengapa gw bisa 'mulai mampu dan masih belajar' membaca kepribadian seseorang dari MBTI, yang hingga kini gw mulai berani membagikan sebuah pengalaman tentang bagaimana kita bisa mendeteksi setiap individu kepribadian MBTI dari setiap tipe mereka.. #lol

Memang, dari cara dan kisah gw ini bisa jadi ada kelirunya namun juga pasti ada yang bisa menggunakan metode yang lebih lihai dan jeli. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan untuk belajar dan terus mengembangkan potensi mengenal diri dan orang lain lebih dalam, hingga pada tahap memahami dengan sebaik-baiknya.

Okay, langsung saja. Silakan di baca dan di ambil baiknya. :D

MBTI and how can they detected as their types but they didn't realize it!
(_ pengamatan dan penelitian ini dideskripsikan pada tanggal 02/10/2018. Bisa jadi pada tahun ini punya sudut pandang yang lebih fresh dan baru lagi wqwq _)



INFJ : dia tiba-tiba (tak ada angin tak ada hujan bertanya pada kita), “eh ndry, mau nanya dah menurutmu tipe MBTI gw apa? Masa gw dah tes 2x dapetnya Ixxx mulu dah, kira – kira itu gw bener gak sih? sebenarnya INFJ sejatinya ia ingin di hargai usahanya karena telah menjawab semua test yang meskipun ia tidak tahu bahwa itu bukan tipe yang sebenarnya. Dan kunci untuk membuka kesadarannya adalah dia harus mencoba untuk mengamatinya tidak sendirian / tidak berspekulasi bahwa ia benar dalam pengamatannya secara utuh (even though dia pasti tidak akan pernah mau membuka lebih dalam terhadap yang ia dapatkan, ia hanya akan merasa “menerima” sesuatu yang telah ia usahakan tanpa melihat pertimbangan dari orang lain yang memberikan tanggapan tentangnya.). libatkan orang lain dalam hal perspektif yang anda tangkap bila itu merujuk untuk menjawab “siapa dirinya”. Dan berikanlah berbagai pengertian yang jelas tanpa terlalu dipikir terlalu banyak. Entah itu bahasannya mengenai poin plus atau minus dari dirinya, ia akan terbuka untuk menerima hal itu, merespon dengan pertanyaan-jawaban, dan memikirkannya dengan baik-baik selama penyampaian anda tidak terkesan “memaksa” agar ia menyetujui gagasan anda seutuhnya.


ISTJ : dalam pembicaraanya ia akan berkata lebih mendetail.. “eh gw test dapatnya tipe Ixxx nih, bisa berikan gak  ini maksudnya apa? Mengapa ia di sebut sebagai “……”, dan bagaimana cara agar ia sesuai dengan dirinya? Dan jika ia begitu, mengapa ia …. dsb. pengamatan semacam ini ISTJ adalah tipe yang rasa ingin tahunya terjawab dengan clear, tidak ambigu, dan sesuai fakta. Jika saja ia merasa tidak sesuai dengan tipe sejatinya, ia tidak akan mempermasalahkan itu karena dengan sendirinya ia punya daya introspeksi yang cermat dan bersikeras tinggi untuk mengatasi kedhaifan atas tanggung jawab yang ia emban, sehingga ia akan mencari kesempurnaan sesuai dengan dirinya secara intensif. Lantas bagaimana cara agar ia dapat mengenali dirinya? Caranya adalah dengan memberikan baginya berbagai gambaran hal tentang mengapa harus mengenal kepribadian lebih dalam, dengan begitu ia akan berusaha pula untuk menerima perlahan-lahan terhadap wujud diri yang ia rasakan. Libatkan ia dengan berbagai studi kasus atau cerita-cerita pengalamannya dalam menghadapi situasi sosialnya yang silih berganti, sehingga ia perlu melatih bagaimana menyadari hal yang menjadi tanggung jawab atas dirinya dan mana yang tidak perlu untuk ia emban sebagai tanggung jawabnya. Sehingga, berhasil atau tidaknya mengenali kepribadian, tetap saja jiwa responsibility  adalah kunci utama bagi dirinya agar ia dapat menjabarkan sendiri seperti apa dirinya.


ISFJ : saat menemukan hasil test, reaksinya “biasanya” seperti ini, “…. Hmm, jadi gw tipenya Ixxx, tapi kalau emang gw tipenya kayak gini, sebenarnya gw juga pernah merasakan hal yang serupa seperti ini tapi entah ya antara itu di sebutnya “beneran gw” atau “gw nya yang kayak gimana yaaa…” kadang kalo gw test ulang suka beda tuh, masa........... pada reaksi semacam ini hampir serupa terhadap yang di rasakan oleh INFJ namun ia mencoba untuk mencari penyesuaian diri untuk bisa menentukan bahwa apakah ia termasuk dirinya atau bukan, karena sering terjebak dan merasa berperilaku “random” pada situasi atau lingkungan sekitarnya, sama hal yang di rasakan juga oleh INFJ, namun perbedaannya ISFJ melihat dari pengalaman pribadi manakah yang pernah ia alami bersama orang lain dan ia ingat betul terhadap apa yang ia perbuat, di mana lain sisi INFJ melihat dirinya dari pengalaman pribadi manakah yang ia jadikan sebagai gagasan sebagai dirinya agar ia mendapatkan ‘originalitas’ dan terlihat lebih berbeda dari tanggapan orang lain. Namun, kembali ke topic, ISFJ adalah pribadi yang selalu ‘indecisive’ terhadap menyikapi bagaimana menjawab hal pribadinya kepada orang lain karena deep feelings nya yang sangat hati-hati untuk menerima sesuatu atas dirinya (yang memiliki kepribadian tertentu), maka dari itu ia perlu di berikan pengertian dengan sabar dan siap selalu menjawab semua pertanyaan kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya yang bisa jadi itu ‘murni’ dan tanpa di sadari, dan saat itulah momen itu bisa menjawab permasalahannya.


INTJ : ini yang sedikit sulit, ketika memberikan tanggapan dan penilaian tentang dirinya melalui alat tes, ia akan berargumen… “kalau gw Ixxx atau INTJ, lantas fakta apa yang dapat anda tunjukkan bahwa itu adalah diri gw? Dan apa yang dapat membedakan diri gw (atas penilaian lu atau alat tes itu) dengan orang lain yang lu tes atau lu nilai tipologi pribadinya? Tidak mungkin jika lu hanya mengambil satu perspektif yang bertujuan untuk …. (aaahh lebih baik di lewatkan saja, karena pada pembicaraan ini ia pasti akan tidak akan membuktikan bahwa anda kurang kredibel..). Namun untuk yang lebih mudah agar apat meyakinkan tipe INTJ yang ia tidak sadari sendiri pribadinya adalah anda harus berusaha untuk memberikan ia celah untuk bertanya lebih mendasar supaya anda dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat dan terpercaya. INTJ adalah tipe orang yang tidak suka di yakinkan dengan mudah, sebagaiman ISTJ pula meski ia masih mempersilakan orang lain untuk menyampaikan berbagai fakta. Tapi, INTJ di sebut pribadi yang selektif menerima fakta dan justru ia akan mempertanyakan berbagai fakata supaya ia semakin jelas dan paham. Terutama pada situasi yang tiba-tiba dari anda sendiri sulit membedakan tipe yang bisa jadi anda memiliki interpretasi tipe yang tiba-tiba belum menemukan perbedaan yang mencolok di antara mereka, atau anda juga belum cukup berpengalaman mengamati lebih banyak evidences dari setiap tipe. Maka dari itu, usahakan untuk memberi informasi yang jelas dan sertai juga bukti yang benar tentang pengamatan yang anda miliki.


ISFP : tipe ini cukup unik dan ‘seperti penuh penasaran’ di awal dari pembicaraan saja, seperti “…. Wih gw ISFP tho, atau hmmm gw ternyata Ixxx ya.. ngomong-ngomong itu emang kayak bagaimana, apa aja sih kelebihan gw, kekurangan gw, kalau pasangan gw itu kira-….” Yaps sudah di tebak kan yak? Sebenarnya sih mostly  tipe xSxP pasti bakal bertanya hal yang praktikal, sesuai dengan kebutuhan aja tanpa melihat teori ataupun asal muasalnya, karena mereka bakal meng’iyakan’ tanpa melihat evidences yang lebih mencolok. Terutama, tipe satu ini. ISFP memang mudah menerima sesuatu yang mentah-mentah dari apa yang kita nilai atau yang ia terima sendiri dari alat tesnya karena ia tahu bagaimana menyaring informasi yang harusnya ‘itu dirinya’ dan orang lain tidak boleh tahu atas masalah ini, mangkanya tidak heran jika ia juga kadang-kadang akan ber’alibi’ kalau dia juga tipe lain, atau ia akan berspekulasi kalau ia bisa saja menjawab dengan metode yang berbeda untuk menghasilkan jawaban berbeda yang dapat di tunjukkan ke orang lain. Untuk membuka kesadaran untuk ISFP terhadap ‘tipe itulah yang ia miliki’ adalah dengan membiarkan ia sendiri menyadari hingga ia akan bertanya “kok ada sebagian yang berbeda dari gw ya? Gw kayak begini, tapi emangnya gw kayak begini juga ya?” dan ia akan bertanya semacam ini selama anda masih bisa mengamati tanpa banyak mengomentari banyak atau terlalu banyak menjelaskan banyak hal yang tidak penting ia harus terima, khawatirnya, ia pasti tidak akan menganggap anda kurang bisa di percaya atau lemah dalam menilainya.


INFP : tipe ini cukup rumit dan lebih sulit agar ia dapat mengakui bahwa ‘ini adalah dirinya’.. (jika aku harus menulis tanggapan semacam apa yang mereka lontarkan, aku yakin, pembahasan analisis untuk INFP tak akan pernah selesai :v) Intinya, ia sangat penuh selektif untuk menerima informasi yang ia dapatkan, terutama yang di persoalkan adalah masalah pribadi.  Dan juga, saat ia menerima bagian dari tes tersebut, justru ia akan berargumen untuk ‘membenarkan’ pendapat yang menurutnya itu hal yang logic dan rational, padahal semua pendapat tersebut berdasarkan dari personal value yang ia bangun sendiri untuk melindungi dirinya agar setiap lapisan identitas dirinya tidak di buka seenaknya atau tidak terlihat lebih gambling. Maka, bagaimana cara ia di yakinkan bahwa ia memiliki tipe kepribadian INFP atau bagaimana mengoreksi hasil tesnya yang ia dapatkan justru tipe yang berbeda? Tidak mudah. Taktiknya adalah Anda harus mencoba untuk memposisikan diri anda sebagai orang yang serba tidak tahu dan biarkan dia berspekulasi terlebih dahulu agar setidaknya ia bisa di hargai pendapat apakah yang harus anda tampung agar anda dapat memberikan punch line  yang sesuai dan tepat pada kondisinya ketika ia sedang membicarakan pendapatnya sendiri.


ISTP : hal yang tidak di sadari dari tipe ISTP saat ia tidak tahu bahwa itu adalah tipenya adalah, ia seringkali mengaitkan berbagai hal atau fenomena jenis manusia yang ia ketahui versinya sendiri. Dan inilah tantangan tersulit kedua setelah INFP, adalah tipe semacam ISTP yang selalu berusaha suspicion terhadap anggapan orang lain tentangnya, terutama informasi yang akan di sampaikan cukup sensitif. Lantas, bagaimana jika anda menghadapinya? Seorang ISTP adalah tipe oportunis sejati. Kenapa? Karena begitu ia melihat peluang yang menguntungkan dia, maka ia akan siap menjadi pengikut anda, di amanapun anda atau kapanpun yang anda lakukan terhadapnya. So,  saat seperti ini taktik yang dapat anda lakukan adalah menunggu moment yang tepat untuk bisa memancing dia agar ISTP sendiri dapat mengenal jendela dunianya sendiri untuk mengenal sendiri dunia yang ia hadapinya. Misalnya, jika di dunia sedang di buat scenario fenomena “penggunaan gadget serentak untuk alasan keamanan dunia..” sekalipun ISTP tidak menyukai penggunaan gadget, jika itu dapat menguntungkan pemasukan financial  atau menyelamatkan dirinya sendiri dari ancaman, maka ia akan ikuti hal tersebut. Begitupula, saat anda menciptakan dunia sekitarnya di beri pengaruh terhadap “pengenalan kepribadian langkah dini untuk (tujuan tertentu)” maka jangan heran tipe ISTP akan menjadi pendaftar pertama yang tertarik dalam urusan anda, karena ia akan mengambil kesempatan yang ‘tidak mau ambil rugi’ as long as ia sendiri merasa terdukung dan di terima untuk mengambil langkah tersebut oleh lingkungan sekitarnya juga.


INTP : mungkin boleh di katakan, tipe ini adalah ia yang ‘menyadari cepat’ terhadap “siapa dirinya, dan bagaimana orang seperti dia”, karena ia di juluki tipe yang “The Concentrate One”. Konsentrasi dirinya selalu totalitas, terutama apa yang ia minati, dan ia menghindari secara totalitas terhadap apa yang ia tidak minati, namun ia cukup toleran dan tidak mau menanggapi jika itu di minta, jika ia terpancing, dan jika baginya itu menjadi bagian dari perdebatan yang harus ada penyelesaiannya. INTP sebenarnya di sebut tipe yang tidak pernah mau memeprmasalahakan sendiri tipe kepribadiannya sendiri karena kalau sudah di zona pribadi “hanya dia saja yang tahu”, kecuali untuk orang terdekatnya karena hanya akses inilah jalan pertama yang dapat interest  dan bisa menanggapi langsung zona luarnya dengan mudah. Jiwanya penuh suspicion  secara mentally daripada ISTP yang hanya ‘kasat mata’ ia amati terhadap dunianya. Namun, INTP memiliki cukup banyak kemungkinan untuk mewaspadai anda jika anda memberikan tanggapan atau result of your guessing their type. Entah itu dari motif ‘mengapa’ ia harus repot-repot menggali diri gw? Apakah ia ingin ada sesuatu dari gw? dan semacamnya. So, treatment awal yang harus anda lakukan adalah akses dahulu orang atau kelompok terdekatnya dengan tujuan untuk memberikan evidences yang cukup matang dan usahakan untuk tidak “kehilangan konsentrasi” atau di sebutnya “self-distracted” , atau ia akan mengabaikanmu selamanya (entah itu sampai kapan, hanya ia dan Tuhan yang tahu). Juga perlu menjadi tambahan, jika anda berniat langsung untuk berinteraksi dengannya usahakan tidak memaksakan diri dan biarkan ia sendiri mengenali anda yang bisa menjawab permasalahannya dan langsung menemui anda untuk menjadi problem solver baginya, karena boleh jadi apa yang anda amati akan di amati pula dari apa yang ia amati.


ESFJ : tipe ESFJ adalah tipe yang jika ia harus menjawab alat tes, ia akan “terus terang” sebagaimana yang ia rasakan. Tidak mengherankan, pengamatan yang aku lakukan jarang sekali menemukan kejanggalan ataupun kesulitan untuk menerima hasil tes sesuai dengan dirinya. Apalagi ia sendiri di sebut tipe yang “tidak mau berteori apapun itu bentuknya untuk menggambarkan dirinya sendiri.”, dan ia juga cukup welcoming terhadap pendapat orang lain tentangnya, tapi ia sendiri diam-diam akan menganggap “ah itumah penilaian elu aja, kok”. ESFJ adalah tipe yang bila di beri masukan berupa masalah umum, pribadi, ataupun di tebak oleh orang seperti anda, ia akan menerima dan menghargai pendapat lawan bicaranya dengan hangat, meskipun ia akan pura-pura paham atau terkadang meminta lagi informasi dari anda untuk di sampaikan (dengan cara yang baik pastinya). Namun, di situasi sulitnya adalah bagaimana cara agar ia dapat di tebak tanpa test? Mudah. Sebutkan saja bagian dari dirinya yang terdekat, seperti Apa yang dapat anda gambarkan sendiri sebagai diri anda, bagaimana gambaran diri anda terhadap orang terdekat anda, dan bagaimana cara anda berhubungan dengan dengan orang sekitar anda? Niscaya, anda akan menemukan banyak dari setiap kata kunci “peduli”, “perhatian”, “kasih sayang”, “di kecewakan”, dan semacamnya itu keluar dari sela-sela gagasannya tersebut.


ESFP : berbeda dengan ESFJ, ESFP justru akan lebih banyak berkomentar seperti ini… “gw rasa gak semua alat test itu bisa mencerminkan tentang kita seutuhnya, karena menurut gw banyak kok alat test lain yang bisa menjadi evidence lain yang dapat mencerminkan diri kita/….” Yah, memang itu akan menjadi first impression anda bila bertemu dengan ESFP yang bandelnya seperti mesin motor bebek 2 tak. Tapi, dari seluruh pendapatnya itu sebenarnya juga bisa di bantah dengan mudah, karena kata-kata yang ia keluarkan hanya based on what common of sense that they get in order to face the humans. Jika ia memandang manusia, ia akan memandang kepribadian. Jika ia memandang kepribadian, secara amatir, ia akan melihat dari berapa banyak ekspresi yang ia tandai untuk mendeskripsikan orang lain. That’s the framework of how common sense’s worked.  Sekarang, yang menjadi permasalahannya, bagaiamana agar menyadarkan tipe ESFP dengan sisi kepribadiannya yang anda bawakan. Caranya, tetap berada di garis frequencynya. Jika ia membicarakan apapun yang ia bersumber dari common sensenya, usahakan untuk berikan kredibilitas evidences yang lebih kuat untuk fokus menyanggah/menanggapi pendapatnya tersebut dengan tujuan segala penilaian ia bisa di berikan pengertian dan pemahaman yang lebih aplikatif dan tidak ribet.


ESTP : “gw tahu, gw punya pribadi semacam Exxx atau apapun itu, tapi gw itu juga kadang bisa seperti introvert loh, kayak suka pengen cari waktu sendiri biar gw nya nyaman aja …. dsb.”. Fenomena semacam ini hampir sama saat anda menghadapi tipe ISTP yang banyak curiga dan menanggapi sesuai versinya, tapi uniknya, saat ia membicarakan kepribadian tentang mereka, ada yang di antara mereka ingin mencoba tahu lebih dalam dan berusaha untuk masuk zona berpikir secara introspektif seperti mengapa harus ESTP? Apakah bisa gw menjadi tipe lain? Bagaimana cara berpikir seperti ESTP dan apa yang membedakannya terhadap tipe lain? Atau lantas, jika gw itu ESTP, gw itu harus bagaimana? GW sering punya masalah terhadap,….. (saat inilah zona Ni-inf nya terbuka lebar). Tapi ada juga tipe ESTP yang berpikir “selagi berusaha gak mau berpikir ribet, lebh baik cukup tau aja, dan urusan gw kayak gimana masa bodoh orang lain.”. Kadang anda akan mendapati ia akan seperti ini saat anda sulit untuk berada di frequency yang setara dengannya. Sebagaimana ESFP pula, ESTP harus di handle dengan hati-hati karena khawatir anda akan terciprat “api nya yang membakar”, misalnya jika anda tahu pembahasan yang berhubungan tentang uncontrolled emotions mereka, pasti mereka akan bereaksi cepat dan menganggap anda seolah-olah penyulut emosinya. Maka dari itu, perlunya pencegahan dengan menyampaikan seluruh kebutuhan aplikatif yang ia pasti bakal perlukan (seperti kelebihan, kekurangan, pasangan alami, serta studi kasus), dengan seperti ini ESTP akan merasa nyaman bersama anda karena menjalaninya dengan interaktif dan “anda tidak ngomong sendiri” ke mereka.


ENTP : Question the Answer and Answer the Question, adalah cirri khas dari tipe mereka saat anda menghadapinya. ENTP cukup jeli, lugas, akuratif, dan penuh pertimbangan yang sangat “sepele” terhadap ia mencoba untuk menjawab alat tes, entah alat tes tersebut akan membuka “dirinya” atau ia sendiri akan ketahuan terbaca setiap gesture atau bahasa tubuh dari pribadinya sendiri. Lantas apakah yang terjadi? Ia justru akan berusaha mengelak bagaimana caranya identitasnya tidak terlihat dengan mudah, karena baginya membuka sesuatu yang tidak ada kepentingan orang lain untuk dirinya  hanya akan membawa keresahan tersendiri yang di rasakan ENTP, terutama saat ia merasa ‘di awasi’ oleh anda yang kemungkinan mahir dalam membaca sifat dan cara ia berbicara, dsb. Sehingga, tidak mengherankan, anda mungkin akan “di tandai” sebagai orang yang sedikit berbahaya baginya, atau anda akan di jadikan bulan-bulanan baginya untuk melampiaskan emosinya. Lantas, bagaimana cara menyadarkan identitas dirinya tanpa ia harus merasa insecure? Sederhana. Berikan bagi mereka ‘napas’ untuk ia bergerak tanpa merasa perlu sekali untuk menjawab atau menguak tipe apa yang ia miliki, sehingga ia sendiri akan dengan sendirinya membutuhkan anda tanpa perlu anda menghampirinya (tergantung bagaimana first impression anda terhadap ia). Kedua, bangun komunikasi yang ‘baik’ dengan memahami cara ia berargumen atau berpendapat yang telah anda tahu bahwa ia tidak suka di anggap sebagai pribadi yang ‘lemah daya’, ketidaktahuan, pelupa, unorganized, atau hal negative yang di anggapnya tidak efektif (meskipun begitulah ia caranya). Ketiga, make it as if knowing their characters bring something important for their life. ENTP paling suka mengabaikahn hal ini, jika penyampaian dari anda tidak menarik dan hanya membuang waktu dia saja untuk ‘mendengarkan’ atau menonton saja dari peragaan anda. Maka dari itu, buatlah diskusi, argumentasi, atau apapun yang dapat membuat ia bermain, sehingga ia dapat memiliki ruang bebas untuk menerima pendapat anda (yang berisi kebenaran tentangnya) dan bergagasan dari apa yang bisa ia terima dari anda.


ENFJ : “..apaan sih itu ENFJ?” Atau “..apa sih tiu Exxx”, kalau sudah mendapat respon semacam ini, hati-hatilah, ENFJ hanya ingin tahu antara ingin berusaha membuat lawan bicara di hargai atau ia hanya sekedar killing time saja. Ketika ia berusaha untuk mendalami atau mencari tahu hasil dari testnya, ia pasti akan bertanya yang sekadarnya dan mengharap jawaban tersebut tidak ribet atau menggunakan banyak kata yang lompat-lompat (seperti saat bahas tipenya sendiri, justru ia pake membandingkannya dengan tipe lain yang justru ia akan mengambil kesempatan untuk mengubah topic sebagaimana yang ESFJ lakukan jika ia jenuh dengan anda). Lantas, tindakan cepat apakah agar ia dapat menyadari tipe dia sesungguhnya. SULIT sekali. Mengapa? Karena ENFJ bukan pribadi yang senang belajar apapun yang membutuhkan tempo proses tertentu, yang justru ia akan cepat bosan dan berusaha untuk berpikir sendiri terhadap informasi apa yang ia dapatkan,s erta membayangkan goal apa yang ia dapatkan jika ia mengikuti anda. Kecuali, anda libatkan beberapa orang untuk menjadi bahan diskusi dan atau berikan ia momentum mengenai kapan ia bisa membahas ini (itupun bila first impression anda berhasil untuk menarik dia). First impression yang dapat anda bangun adalah sama halnya anda memakai taktik mendekati tipe ESTP atau ESFJ, namun perbedaannya adalah respon apakah yang akan ENFJ sendiri keluarkan. Jika mengenai kelebihan, kekurangan, pasangan, hubungan keluarga, apapun itu, yang akan ia fokuskan adalah “bagaimana ia menjadi semakin lebih baik membina dan membimbing dirinya untuk orang lain”. Maka dari itu fokuskanlah kebutuhan memahami kepribadiannya agar ia bisa mengharmonisasi apa yang ada di sekitarnya agar influencing yang ia miliki semakin kuat.


ENTJ : Tipe semacam ENTJ, adalah tipe yang sulit untuk menjadi dirinya sendiri, bahkan menilai dirinya sendiripun sulit. Mengapa? Karena,ia memandang dirinya sebagaimana ia di awasi oleh dirinya sendiri untuk tetap secure dari orang yang ia kenal tapi tetap ia menjalani interaksi sebagaimana ia harus tanggapi secara objektif. Namun, jika hal objektif tersebut sangkut pautnya dengan kepribadian, apa yang harus anda lakukan untuk bisa memperkenalkannya? Mudah. Masuk saja dalan zona frequencynya. Ia tipe yang sangat menghargai dan toleran terhadap berbagai pemahaman sampai-sampai ia juga bisa menyingkirkan hal tersebut. Lantas, bagaimana caranya agar pemahaman kita di terima? Caranya, ia harus di berikan kesadaran bahwasannya, setiap dari interaksi manusia juga memiliki banyak permasalahan yang ia pastinya sering hadapi, dan permasalahan interaksi itu biasanya di picu oleh kepribadian atau bawaan orang lain yang tidak mungkin ENTJ ketahui, tapi anda mengetahuinya. Dengan memberikan pendapat serta pandai menjawab dengan lugas terhadap pertanyaan apa saja yang ENTJ butuhkan, maka semakin lebih dekat ia akan mudah pula menerima anda, bahkan anda akan di juluki olehnya sebagai sosok tertentu yang dapat berguna untuk menjawab permasalahan seputar hal tersebut.


ESTJ : berbeda dengan ENTJ yang mau menerima pelan-pelan orang lain berdasarkan kemampuannya untuk membantu how to detect themselves in personally, ESTJ sangat risky dan sensitive terhadap masalah kepribadian, dan terkadang tidak semua tipe ini ingin mereka bicarakan lantaran ia sendiri punya masalah Fi-nya yang selalu terkucilkan oleh sifat keras kepalanya yang ingin agar aspek kerangka pemikirannya tidak mau di campur oleh pemahaman orang lain dengan seenaknya. Lantas, bagaimana cara agar ia menyadari dirinya tersebut? Perlahan, ia harus bisa terlibat sesuai dengan frequency yang saat itu ia sedang posisikan, lalu berikan selipan terkait hubungannya dengan mengenal sifat dari dirinya. Memang ia akan menyadari bahwa itu adalah tipuan agar ia menyetujui terhadap perkataan anda, namun anda harus berusaha sepintar mungkin mengambil hatinya dengan tetap berada di situasi untuk membantu persoalannya yang ia tidak bisa sadari (meskipun ia yakin bisa menyelesaikannya sendiri, tapi jika di biarkan orang lain akan terburu-buru menjadikan sosok ESTJ sebagai tipe yang destruktif terhadap hak-hak orang lain). Maka dari itu, masukan berbagai kesadaran tersebut dengan evidences  yang jelas agar ia dapat lebih mampu mengubah kebiasaannya dan melatih lebih baik dalam menerima dirinya sendiri agar tidak menjadi pribadi yang dapat merugikan orang lain.


ENFP : “waaah… tipe ENFP itu apaan kaak?” Respon lugu inilah yang menjadi bagian dari asupan pertama yang dapat dengan mudah tipe ini di tebak gerak geriknya. Namun, untuk beberapa hal untuk membuat ia bisa menyadari kepribadiannya adalah dengan memberikan berbagai cerita, diskusi, nasehat, atau sejenis kuliah lingkup yang kecil; dapat memberikan affect yang dapat terus menerus ia ingin tahu lebih banyak. Sehingga tidak lama, ia cepat mendeteksi dirinya sendiri yang dapat mengenali dan memahami dirinya sendiri sebagaimana kebiasaan memahaminya kepada orang lain menuju level yang lebih tinggi. Namun, bagian dari yang ia tidak sadari adalah ketika ia sendiri berbuat sesuatu yang belum ia kenali bahwa “apakah itu yang biasa gw lakukan?” “Mengapa gw merasa lebih berbeda dari oranglain?” dari sini lah tanda ia membutuhkan bantuan terhadap bagaimana ia mengakses permasalahan tersebut yang ternyata bersumber dari dirinya sendiri yang belum ia kenalinya. Maka dari itu, buatlah cara-cara tersebut seunik atau se-nyaman mungkin agar ia tetap ‘betah’ mendengarkan dan berinteraksi dengan penyampaian anda.

Komentar