Puisi #9: Cinta Plastik

Cinta Plastik
Telah tampak kehadiranmu
Seluas samudera, menerima sekitarmu
Indah sekali cara sikapmu
Terhanyut aku, luluh di buatmu

Perlakuanmu penuh warna
Setiap tandanya meninggalkan marka
Seraya menarik kata cinta
Banyak wanita, jatuh tak berdaya

Hari demi hari
Gelagatmu bagaikan koboi mujair
Mematuk mangsa sana sini
Luka hati, menjadi derita setiap detik

Kau berikan harapan, ternyata hanya mulut manis
Kau berikan janji, diam-diam dengan yang lain
Kau berikan romansa, malah ingin mengoleksi
Dan kau berikan kecupan, bosan lalu di tinggalkan

Rasanya seperti bermain
Dengan plastik, semuanya menjadi asli
Meniru bentuk memikat hati
Dimainkan dengan cara yang fiktif


Aku tahu, kau pernah terluka
Tetapi, mengapa harus wanita?
Apakah bagimu mereka seperti mainan?
Tidak mungkin, jika kau di perbuat sebaliknya

Begitulah aku mengenal kau
Cinta bagi kau adalah pernainan
Hati kau diselimuti oleh kesendirian
Yang kau tampakkan, wajah kebahagiaan

Demi membayar, kekecewaan yang tak terbayarkan
Di masa lalu, kau melampiaskan kemunafikan
Percayalah, suatu saat kau takkan lama
Dengan cinta plastikmu, terkutuk di kemudian
Filusuf Ngawur, Cucunya Herakleitos
Depok, 22 Maret 2019


Komentar