Asalnya Mempelajari MBTI ...
Dua ribu lima belas yang lalu adalah di mana gw pernah hidup di dalam lingkaran gelap, sesekali tidak pernah keluar rumah, dan harus benar-benar menjaga diri dari lingkungan yang bisa mendatangkan kemungkinan buruk bagi gw untuk menyembuhkan sebuah penyakit yang notabene "mematikan".
Gw sempat menghabiskan lifetime gw di sebuah yayasan yang memberdayai penyakit yang 'sama' seperti yang gw rasakan. Kelak, gw akan memberitahu kalian seputar dunia ini di kesempatan berikutnya, Oke? :D
Singkat cerita gw bertemu dengan kawan-kawan baru, yang ternyata benar-benar memiliki keunikan yang berbeda di tiap sisi. Ada kawan yang periang, ada pula yang sangat tenang, ada yang suka mencari perhatian, ada juga yang kerjanya cuma makan doang (itu karena memang ada pasien yang sedang dipengaruhi oleh efek obat nafsu makan).
Namun anehnya, gw berkenalan dengan seorang kawan yang sedikit aneh. Dia suka sekali menyendiri. Entah mengapa kerap kali gw ajak untuk membaur bersama kawan yang lain, sesingkatnya dia sejenak pergi meninggalkan mereka dan kembali asyik dengan gadgetnya.
Itu yang bikin gw penasaran, karena menurut cerita orang-orang yang berpenghuni di yayasan bahwa dia itu orangnya sedikit mencurigakan. Tiap kali penghuni menaruh barang-barang berharga dalam satu kamar (satu kamar isinya 8 kasur, satu kasur untuk 1 pasien + pendamping), dia suka sekali mengambil barang penghuni lain. Memang, dia mudah tertangkap basah ketika sedang nyolong barang orang lain, tetapi anehnya dia juga seringkali memaksa orang lain agar merebut barang orang lain untuk menjadi miliknya. Lalu, dia juga tidak bisa berkata sopan kepada orang lain. Usianya sekitar 16 tahun, harusnya dia bisa tumbuh lebih dewasa dengan seusianya.
Itulah yang menjadi keluhan dari segelintir penghuni di yayasan. Dan gw semakin penasaran dengan sikap kawan gw tersebut. Apa yang membuat dia bisa berbuat seperti itu?
Seminggu kemudian, gw diperbolehkan pulang ke rumah karena kondisi yang sudah cukup membaik. Tiga hari setelahnya, ayah gw mengajak pergi ke toko buku yang terkenal 'mahalnya'. Gw pun menerima ajakan beliau, sampai akhirnya gw menemukan sebuah buku yang berjudul 'Orang Sulit: Fakta atau Persepsi - Kenali Kepribadian Anda!' karya dari Tjipto Susana. Buku yang berwarna kuning itu, dari judulnya pun telah membuat gw semakin antusias untuk membeli buku tersebut. Sesampai di rumah, gw taruh dahulu hingga esok paginya bisa gw baca.
Ternyata, di dalam buku tersebut ada sesuatu yang menurut gw bisa menjawab permasalahan kawan gw itu dan tanpa sadar, buku itu juga membuat gw mengenal kembali kepribadian yang gw miliki, yang terlepas dari apa yang orang lain seringkali katakan tentang gw selama yang gw dengar dari orang lain dan yang selama ini gw juga terlalu 'bergantung' sekali apa yang dikatakan orang lain, termasuk lingkungan terdekat gw, keluarga.
Di dalam buku 'Orang Sulit' tersebut, ada satu topik yang membuat gw semakin penasaran adanya sebuah alat tes yang disebut sebagai MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Sepintas yang pernah gw tangkep, bahwa MBTI itu adalah alat indikator untuk mengukur kecenderungan dari kepribadian seseorang. Dalam jurnal yang gw temukan di website https://www.academia.edu/8231645/OF_THE_MBTI_MYERS_BRIGGS_TYPE_INDICATOR_Analisis_Kritis_Jurnal_Ilmiah_Astrology_Alchemy_And_Retro-Organization_Theory_An_Astro-Genealogical_Critique_Of_The_MBTI. menjelaskan di dalam abstraknya, bahwa Myers Briggs Type Indicators atau MBTI merupakan alat yang digunakan sebagai tes untuk memahami kepribadian manusia, yang bersumber dari teori psikologi analitik. MBTI yang merupakan hasil rancangan Katherine Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers merupakan aplikasi dari teori psikologi Carl Gustav Jung. Katharine Briggs pada mulanya terinspirasi dari buku Gustav Jung yang berjudul ‘Psychological Types’ (1923), kemudian menyusunnya dalam bentuk model yang lebih aplikatif yaitu MBTI, yang namanya diambil dari penggabungan Katherine dan putrinya Isabel. (_ sayang sih, buku gw udah di sumbangin ke mantan kesayangan gw dan salinannya di pegang anak FST UIN yang kontaknya hilang di HP gw entah kemana jadi mau 'gak mau pake sumber lain untuk menjelaskan ini wqwq _).
Singkatnya, gw semakin betah dan membaca berulang-ulang sepanjang 3 tahun terakhir tidak pernah berhenti gw membaca setiap keunikan tipe kepribadian yang ada di dalam MBTI itu. Dan tipe yang gw sadari ternyata gw bertipe ENFP, tipe yang di sebut memiliki jiwa yang Optimis, Semangat dalam hidup, Sangat intuitif - independen, mudah Terdistraksi, dan sebagainya. Hal itu sangat mampu membuka kembali cakrawala diri untuk bisa mengeksplorasi diri yang bisa di sadari masih memiliki hal yang minus di dalam diri sendiri, serta mampu menerima diri sendiri baik hal yang minus, plus, maupun hal yang harus di improvisasai dan yang perlu dikembangkan ke arah yang lebih baik.
Kembali pada permasalahan di luar, ternyata kawan gw yang di anggap 'bermasalah' itu bertipe INTJ, yakni tipe yang di pandang sebagai pribadi yang Mandiri, Berpendirian kuat, Sangat strategik - independen, terlalu egosentris, dan di anggap kurang peduli terhadap situasi sosial. Untuk pertama kalinya, gw sempat menyangka dia tipe orang yang suka mencari keuntungan diri sendiri, kepo-an, percaya diri dengan yang sedang di kuasai, dan suka dengan hal yang bersifat visualis, seperti ISTP. Padahal tidak demikian. Gw kaget, saat itu pertama kalinya gw salah menebak tipe kepribadiannya dan memang tidak di sangka sebenarnya punya kemampuan yang sangat bagus jika dikembangkan ke hal yang lebih jauh dan bermanfaat. Namun, ketika gw mendekatinya dan bercerita setiap alasan mengapa dia sering bermasalah pada orang lain, justru dia bingung dan bertanya sama gw, "lah, masalah apa? gw nggak ada ngerasa ada masalah sama mereka..". Dan bodohnya gw, gw terus menerus memojokkan dia supaya dia mengaku 'salah' dan menyesali perbuatannya. Tetapi, bagaimana cara agar orang menyadari kesalahannya sedangkan dia tidak tahu kesalahan apa yang harus dia bayar dan orang yang menyampaikannya tidak memberitahu dengan jelas apa yang harus di sampaikan. Dan pada akhirnya, dia sempat menjauh dari gw karena dia mulai berpikir bahwa gw mulai menjadi 'orang sulit' baginya.
Memang, pelajaran inilah yang gw dapat ketika tidak mudah untuk mengamalkan suatu ilmu. Dalam mempelajari ilmu, apalagi bermanfaat bagi orang lain, memang membutuhkan waktu yang sangat panjang, perlu banyak latihan, dan berani mengambil resiko akan kesalahan yang akan mengevaluasi diri supaya adanya perubahan demi perubahan yang bisa bermanfaat kelak di kemudian hari. Karena ini menyangkut hal pribadi seseorang, usahakan bagi para penggiat MBTI dan para pemerduli manusia di dunia ini yang mempelajari MBTI, jangan biarkan kalian menjustifikasi orang lain hanya karena dari minus tipe yang mereka miliki, karena kita tidak pernah tahu sebuah misteri di mana orang lain telah berkembang 1-3 langkah lebih jauh di banding kita yang masih belum menguasai dan menempatkan baik-baik minus di dalam diri sendiri.
Karena itu, mari kita belajar dan berusaha lebih giat lagi.
Semoga bisa Tuhan ridhai, segala niat baik kita.
2015-2019
Gw sempat menghabiskan lifetime gw di sebuah yayasan yang memberdayai penyakit yang 'sama' seperti yang gw rasakan. Kelak, gw akan memberitahu kalian seputar dunia ini di kesempatan berikutnya, Oke? :D
Singkat cerita gw bertemu dengan kawan-kawan baru, yang ternyata benar-benar memiliki keunikan yang berbeda di tiap sisi. Ada kawan yang periang, ada pula yang sangat tenang, ada yang suka mencari perhatian, ada juga yang kerjanya cuma makan doang (itu karena memang ada pasien yang sedang dipengaruhi oleh efek obat nafsu makan).
Namun anehnya, gw berkenalan dengan seorang kawan yang sedikit aneh. Dia suka sekali menyendiri. Entah mengapa kerap kali gw ajak untuk membaur bersama kawan yang lain, sesingkatnya dia sejenak pergi meninggalkan mereka dan kembali asyik dengan gadgetnya.
Itu yang bikin gw penasaran, karena menurut cerita orang-orang yang berpenghuni di yayasan bahwa dia itu orangnya sedikit mencurigakan. Tiap kali penghuni menaruh barang-barang berharga dalam satu kamar (satu kamar isinya 8 kasur, satu kasur untuk 1 pasien + pendamping), dia suka sekali mengambil barang penghuni lain. Memang, dia mudah tertangkap basah ketika sedang nyolong barang orang lain, tetapi anehnya dia juga seringkali memaksa orang lain agar merebut barang orang lain untuk menjadi miliknya. Lalu, dia juga tidak bisa berkata sopan kepada orang lain. Usianya sekitar 16 tahun, harusnya dia bisa tumbuh lebih dewasa dengan seusianya.
Itulah yang menjadi keluhan dari segelintir penghuni di yayasan. Dan gw semakin penasaran dengan sikap kawan gw tersebut. Apa yang membuat dia bisa berbuat seperti itu?
Seminggu kemudian, gw diperbolehkan pulang ke rumah karena kondisi yang sudah cukup membaik. Tiga hari setelahnya, ayah gw mengajak pergi ke toko buku yang terkenal 'mahalnya'. Gw pun menerima ajakan beliau, sampai akhirnya gw menemukan sebuah buku yang berjudul 'Orang Sulit: Fakta atau Persepsi - Kenali Kepribadian Anda!' karya dari Tjipto Susana. Buku yang berwarna kuning itu, dari judulnya pun telah membuat gw semakin antusias untuk membeli buku tersebut. Sesampai di rumah, gw taruh dahulu hingga esok paginya bisa gw baca.
Ternyata, di dalam buku tersebut ada sesuatu yang menurut gw bisa menjawab permasalahan kawan gw itu dan tanpa sadar, buku itu juga membuat gw mengenal kembali kepribadian yang gw miliki, yang terlepas dari apa yang orang lain seringkali katakan tentang gw selama yang gw dengar dari orang lain dan yang selama ini gw juga terlalu 'bergantung' sekali apa yang dikatakan orang lain, termasuk lingkungan terdekat gw, keluarga.
Di dalam buku 'Orang Sulit' tersebut, ada satu topik yang membuat gw semakin penasaran adanya sebuah alat tes yang disebut sebagai MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Sepintas yang pernah gw tangkep, bahwa MBTI itu adalah alat indikator untuk mengukur kecenderungan dari kepribadian seseorang. Dalam jurnal yang gw temukan di website https://www.academia.edu/8231645/OF_THE_MBTI_MYERS_BRIGGS_TYPE_INDICATOR_Analisis_Kritis_Jurnal_Ilmiah_Astrology_Alchemy_And_Retro-Organization_Theory_An_Astro-Genealogical_Critique_Of_The_MBTI. menjelaskan di dalam abstraknya, bahwa Myers Briggs Type Indicators atau MBTI merupakan alat yang digunakan sebagai tes untuk memahami kepribadian manusia, yang bersumber dari teori psikologi analitik. MBTI yang merupakan hasil rancangan Katherine Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers merupakan aplikasi dari teori psikologi Carl Gustav Jung. Katharine Briggs pada mulanya terinspirasi dari buku Gustav Jung yang berjudul ‘Psychological Types’ (1923), kemudian menyusunnya dalam bentuk model yang lebih aplikatif yaitu MBTI, yang namanya diambil dari penggabungan Katherine dan putrinya Isabel. (_ sayang sih, buku gw udah di sumbangin ke mantan kesayangan gw dan salinannya di pegang anak FST UIN yang kontaknya hilang di HP gw entah kemana jadi mau 'gak mau pake sumber lain untuk menjelaskan ini wqwq _).
Singkatnya, gw semakin betah dan membaca berulang-ulang sepanjang 3 tahun terakhir tidak pernah berhenti gw membaca setiap keunikan tipe kepribadian yang ada di dalam MBTI itu. Dan tipe yang gw sadari ternyata gw bertipe ENFP, tipe yang di sebut memiliki jiwa yang Optimis, Semangat dalam hidup, Sangat intuitif - independen, mudah Terdistraksi, dan sebagainya. Hal itu sangat mampu membuka kembali cakrawala diri untuk bisa mengeksplorasi diri yang bisa di sadari masih memiliki hal yang minus di dalam diri sendiri, serta mampu menerima diri sendiri baik hal yang minus, plus, maupun hal yang harus di improvisasai dan yang perlu dikembangkan ke arah yang lebih baik.
Kembali pada permasalahan di luar, ternyata kawan gw yang di anggap 'bermasalah' itu bertipe INTJ, yakni tipe yang di pandang sebagai pribadi yang Mandiri, Berpendirian kuat, Sangat strategik - independen, terlalu egosentris, dan di anggap kurang peduli terhadap situasi sosial. Untuk pertama kalinya, gw sempat menyangka dia tipe orang yang suka mencari keuntungan diri sendiri, kepo-an, percaya diri dengan yang sedang di kuasai, dan suka dengan hal yang bersifat visualis, seperti ISTP. Padahal tidak demikian. Gw kaget, saat itu pertama kalinya gw salah menebak tipe kepribadiannya dan memang tidak di sangka sebenarnya punya kemampuan yang sangat bagus jika dikembangkan ke hal yang lebih jauh dan bermanfaat. Namun, ketika gw mendekatinya dan bercerita setiap alasan mengapa dia sering bermasalah pada orang lain, justru dia bingung dan bertanya sama gw, "lah, masalah apa? gw nggak ada ngerasa ada masalah sama mereka..". Dan bodohnya gw, gw terus menerus memojokkan dia supaya dia mengaku 'salah' dan menyesali perbuatannya. Tetapi, bagaimana cara agar orang menyadari kesalahannya sedangkan dia tidak tahu kesalahan apa yang harus dia bayar dan orang yang menyampaikannya tidak memberitahu dengan jelas apa yang harus di sampaikan. Dan pada akhirnya, dia sempat menjauh dari gw karena dia mulai berpikir bahwa gw mulai menjadi 'orang sulit' baginya.
Memang, pelajaran inilah yang gw dapat ketika tidak mudah untuk mengamalkan suatu ilmu. Dalam mempelajari ilmu, apalagi bermanfaat bagi orang lain, memang membutuhkan waktu yang sangat panjang, perlu banyak latihan, dan berani mengambil resiko akan kesalahan yang akan mengevaluasi diri supaya adanya perubahan demi perubahan yang bisa bermanfaat kelak di kemudian hari. Karena ini menyangkut hal pribadi seseorang, usahakan bagi para penggiat MBTI dan para pemerduli manusia di dunia ini yang mempelajari MBTI, jangan biarkan kalian menjustifikasi orang lain hanya karena dari minus tipe yang mereka miliki, karena kita tidak pernah tahu sebuah misteri di mana orang lain telah berkembang 1-3 langkah lebih jauh di banding kita yang masih belum menguasai dan menempatkan baik-baik minus di dalam diri sendiri.
Karena itu, mari kita belajar dan berusaha lebih giat lagi.
Semoga bisa Tuhan ridhai, segala niat baik kita.
2015-2019
Komentar
Posting Komentar