Dear October: Langkah Ikhlas di Lorong Karier
Kali ini, aku merasa cukup lelah menghadapi situasi yang semakin mencekam. Hak yang kumiliki seolah-olah dapat direnggut oleh orang-orang yang tidak bisa diajak bekerja secara profesional. Mentalitasku rasanya diinjak-injak, terutama oleh mereka yang memanfaatkan kesempatan dengan menggunakan alasan "urus hidup masing-masing" sebagai tameng agar tidak merasa terganggu oleh pekerjaan yang mereka anggap bukan tanggung jawab mereka. Pengalaman ini benar-benar tak terlupakan. Banyak aspek yang membuatku memahami mengapa aku bisa diperlakukan demikian, dan ini jadi pelajaran besar bagiku. Pelajaran Pertama Aku harus sadar bahwa "tidak ada pertemanan sejati di dunia kerja." Seberapa pun akrabnya hubungan, pada akhirnya yang diutamakan adalah kepentingan finansial. Batasan untuk tidak terlibat dalam pekerjaan teman—meskipun se-divisi—menjadi hal yang lumrah karena mereka merasa "tidak dibayar" untuk itu. Dengan demikian, pertemanan seringkali tidak benar-benar