Langsung ke konten utama

Postingan

Selamat membaca yeah :)

Dear October: Langkah Ikhlas di Lorong Karier

Kali ini, aku merasa cukup lelah menghadapi situasi yang semakin mencekam. Hak yang kumiliki seolah-olah dapat direnggut oleh orang-orang yang tidak bisa diajak bekerja secara profesional. Mentalitasku rasanya diinjak-injak, terutama oleh mereka yang memanfaatkan kesempatan dengan menggunakan alasan "urus hidup masing-masing" sebagai tameng agar tidak merasa terganggu oleh pekerjaan yang mereka anggap bukan tanggung jawab mereka. Pengalaman ini benar-benar tak terlupakan. Banyak aspek yang membuatku memahami mengapa aku bisa diperlakukan demikian, dan ini jadi pelajaran besar bagiku. Pelajaran Pertama   Aku harus sadar bahwa "tidak ada pertemanan sejati di dunia kerja." Seberapa pun akrabnya hubungan, pada akhirnya yang diutamakan adalah kepentingan finansial. Batasan untuk tidak terlibat dalam pekerjaan teman—meskipun se-divisi—menjadi hal yang lumrah karena mereka merasa "tidak dibayar" untuk itu. Dengan demikian, pertemanan seringkali tidak benar-benar

Postingan Terbaru

Keterasingan Manusia: Sebuah Refleksi tentang Formalitas Sosial dan Realitas di Balik Layar

Golden Emptiness: Refleksi Keterasingan dan Pengendalian Diri

Dear September: Hectic Never Ends

Dear August: Dear Cinta

Golden Emptiness: Merangkul yang Tak Terkendali

Golden Emptiness: Embracing the Uncontrollable

Golden Emptiness: Memahami Kepribadian dan Kebutuhan Kita - Mengatasi Kesalahpahaman dalam Hubungan

Golden Emptiness: Refleksi Diri - Memahami Perilaku, Sifat dan Kepribadian untuk Hidup yang Lebih Bijkasana

Dear June: Dealing with Great Anger, Depression, and Loneliness

Golden Emptiness: Exploring Emotional Complexes through Carl Jung's Theory of the Personal Unconscious