Epilog for April
Ternyata, tidak semua perasaan dalam hati benar-benar bisa dijawab sepenuhnya. Terkadang, kita bisa membaca perilaku seseorang dari cara mereka bertindak dan ekspresi tubuh, serta dari intensitas komunikasi mereka dengan kita, termasuk pilihan kata dan nada bicara yang mereka gunakan saat berbicara kepada orang-orang yang ingin mereka dekatkan diri atau saat mereka menyebut nama orang yang mereka sukai. Namun, perasaan itu tetap ada, menahan kita untuk tidak menyerahkan diri kepada orang yang kita cintai, bahkan jika kita tidak memiliki perasaan yang sama terhadap mereka.
Sehingga, mungkin benar.
Seharusnya, aku tidak banyak bicara. Matahari telah menyinari kegelapan hatiku, membuka pandanganku yang tadinya tertutup agar aku bisa melihat kebenaran yang sebenarnya. Aku merasa bodoh karena tidak menyadari bahwa dia hanya ingin menjauhkan diriku dari pandangannya, atau mungkin hanya memuaskan diriku karena merasa aku pantas mendapat perlakuan yang layak, sementara aku terpesona oleh senyumannya, parasnya, dan sikapnya. Yang sulit bagi diriku untuk dikendalikan adalah sikap autonomusku terhadap seorang wanita yang kuinginkan, meskipun pada akhirnya aku diabaikan karena aku tidak layak baginya. Mungkin, secara kompleks, kepribadianku tidak mampu menyeimbangkan egonya atau membuka hatinya untuk menerima diriku apa adanya.
Memang, pada akhirnya ego selalu menang atas perasaan yang ada. Seperti yang pernah ditulis oleh Carl Jung: "Pandanganmu akan semakin jelas jika kamu menyadari segala yang tertutup dalam kegelapan." Terlepas dari segala kebencianku, jika aku menyadari semuanya, hati dan pikiranku menjadi tenang. Aku bisa tersenyum karena menyadari bahwa menjadi disukai berasal dari bagaimana aku melayani orang lain dengan tulus, seperti ketulusan Tuhan terhadap kita.
Terima kasih, Allah.
Telah memberi banyak pelajaran hidup tentang wanita, terutama tentangnya. Aku akan terus melangkah seperti biasa, dan semua senyum dan kebahagiaan yang kuterima. Engkau telah memberi tahu aku kebenaran dan fakta-fakta yang, meskipun tidak sepenuhnya jelas, sudah cukup bagiku, Tuhan. Hanya Engkau, Tuhan, yang memungkinkanku untuk mencintai segalanya karena Engkau ada di antara
For guiding me a lot of lesson life about women. Especially her. I keep going my usual, and all of smiles and happiness I granted. You let me know the truth and facts that even not clearly, I feel enough from you, God. just You, God, the one who let me deserve to love everything as You are in-between.
Komentar
Posting Komentar