Puisi #44 - Kehilangan


Sudah dua puluh hari gelisahku
Terkabung karena kehilangan sosokmu
Yang selalu muncul kala butuh
Hingga saat ini, kurindukan momen itu

Hari demi hari mengingat waktu
Pertama kali kita bertemu
Parasmu bagaikan ibuku
Senyum rembulan terbayang selalu

Kampus menjadi tempat berkumpul
Di antara kerumunan, kulihat wajahmu
Di setiap sudut, memerhatikan matamu
Sering kali membalikkan wajah yang tersipu

Terbayang pikiran yang menghantui
Setiap rona suara dan lambai
Terpanggilku mengingat kembali
Saat kerja kelompok fonologi

Pikir liarku semakin tinggi
Berharap kamu menjadi sosok istri
Bagi anak-anak kita, di kemudian hari
Membangun rumah tangga harmonis

Kini semua ingatan itu memutih
Kamu, mungkin telah menjadi halusinasi
Tak mampu lagi terkenang di hati
Ku kehilanganmu, sampai mati

~
Limo, 20 Juli 2020




Komentar