Golden Emptiness: Merangkul yang Tak Terkendali

Ketika manajer saya pernah berkata, "tidak semua orang cocok untukmu," saya mulai merasakan dampak mendalam dari kalimat tersebut selama dua bulan terakhir. Pemahaman ini membuat saya merasa kurang cenderung untuk menyenangkan orang lain dengan mengorbankan kesejahteraan saya sendiri.

Kalimat itu mengisyaratkan bahwa tidak semua orang akan cocok dalam hidup saya atau mungkin saya perlu membatasi seberapa banyak saya berinvestasi pada setiap orang. Namun, ada pelajaran yang lebih dalam: meskipun saya tidak bisa membuat semua orang bahagia, selalu ada waktu ketika "cangkir" saya bisa diisi oleh orang yang berbeda. Bagaimana bisa? Ini semua tentang waktu.

Waktu, kekuatan eksternal di luar kendali saya, terus bergerak maju. Seiring berjalannya waktu, saya berusaha menciptakan momen, apakah itu menyakitkan, sedih, bahagia, menegangkan, atau emosional. Semua momen ini adalah kesempatan untuk belajar dari hal-hal yang telah saya sembunyikan atau tidak tunjukkan kepada orang lain. Ini berarti seseorang yang dulu melihat saya sebagai baik dan polos mungkin sekarang melihat saya cacat dan bahkan mengerikan.

Saya tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain bereaksi, berpikir, atau merasakan. Jika saya membuat kesalahan, saya perlu menerima bahwa saya mungkin dilihat secara negatif. Ketika saya menerima ini, saya menyadari mereka yang tidak menyukai saya mungkin hanya ingin saya berperilaku lebih baik atau setidaknya berhenti menunjukkan sisi buruk saya. Tetapi karena manusia memiliki mekanisme pertahanan, wajar jika mereka mungkin melihat saya dalam cahaya yang negatif.

Jadi, apa intinya?

Intinya adalah bahwa setiap tindakan yang saya lakukan adalah pelajaran untuk refleksi diri. Saya perlu bertanggung jawab atas tindakan saya. Jika konsekuensinya dilihat sebagai buruk dan dihindari oleh orang lain, saya harus mengingat pelajaran itu: "tidak semua orang cocok untukmu." Namun, saya juga harus ingat, "setiap tegukan dapat dinikmati ketika rasa dan waktu disintesis dari pikiran yang kaku." Ini berarti bahwa bahkan jika seseorang tidak menyukai kita, kita harus memanfaatkan momen tersebut dan mencoba bahagia. Kita harus memasukkan sedikit dari setiap orang ke dalam hidup kita, bahkan mereka yang tidak menyukai kita, untuk tumbuh dan matang. Menikmati momen tanpa membiarkan dendam atau iri mengganggu adalah langkah menuju kebijaksanaan sejati.

Untuk menyimpulkan, saya menemukan kutipan yang mengatakan, "tidak ada waktu, momen, atau orang yang salah; semuanya adalah bagian dari pelajaran hidup. Kadang-kadang, bertemu dengan seseorang yang tampak baik tetapi ternyata buruk, seperti saya, mengajarkan orang lain untuk lebih berhati-hati." Tuhan telah memberikan keadilan mutlak, di mana penilaian benar atau salah adalah ujian bagi manusia. Validasi sejati datang dari menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan karena hanya Dia yang dapat membimbing kita menuju pencerahan melalui penderitaan atau masa-masa gelap, rasa sakit pengkhianatan, dan kesedihan kehilangan atau kematian.

Pada akhirnya, setiap cangkir yang saya isi adalah sesuatu yang sudah Tuhan takdirkan. Saya tidak mengendalikan siapa yang akan mengisi cangkir saya. Saya hanyalah hamba yang mencari kedamaian melalui kehidupan yang bermakna dan kematian yang damai. Itu saja.

Komentar

Postingan Populer