Psychoanalysis Journal #2 - Tahap Kembang dan Tipe Psikologis (Psychological Type)
Hai
lagi...
Kembali lagi di tulisan gw, sahabat ngawur!
Setelah berkelana yang cukup panjang dalam
mengenal ego, well, i'm gonna tell you that the secret of your ego has
some types of variations which you can realize yourself! Jadi,,, here we
go.
Ketika Ego memiliki sebuah posisi yang disebut
sebagai "permukaan dari kesadaran", setiap Ego masing-masing tercipta
dengan "bentuknya" masing-masing kan? Iya betul, yang sebelumnya kita
ketahui bahwa di dalam Ego pun ada sesuatu yang tersirat bisa kita salurkan dan
ada bagian yang secara terang-terangan kita sering tampakkan ke dunia luar.
Bagian keduanya akan menjadi sinergi yang takkan terlepaskan, maka itu akan
membentuk sifat, ciri khas, serta pembentukan yang berbeda dari manusia
lainnya, dan secara stereotip tentunya, akan menampakkan sisi jelas dan lain
dari diri kita sendiri. So, please welcome, to our universe,
Psychological Type!
So, apa itu Psychological Type? sebenarnya
simpel. Artinya tipe psikologis. Oh, jadi setiap psikologi dalam diri kita punya
tipenya? Iya tentu, bambank! Menurut Jung, yang namanya kehadiran tipe
psikologis itu memang karena adanya wujud participation mystique dari
Levy-Bruhl, dimana itu di sebut sebagai proses atau cara kita mengidentifikasi
diri secara primitif (maksudnya secara dasar dari yang mendasar dari diri kita
sendiri, nyong). Objek yang dikenali bisa berupa benda, sosok, atau kelompok
masyarakat. Ambil contoh yang gampang banget itu, Indonesia. Indonesia itu kaya
akan suku dan budaya, ya gak sih? Mangkanya budayanya beda-beda, karena setiap
budaya pasti akan menciptakan ras dan ras tersebut memiliki identifikasi sifat
atau pikiran yang terbentuk dari warisan leluhur atau pendahulu dari budaya
tersebut.
Gw coba lansir perbedaan budaya secara empirik,
misalnya Padang, kampung gw sendiri. Prinsip yang digunakan oleh budaya Padang,
suku Minang maksud gw, adalah "adab berlandaskan syarah,
syarah berlandaskan kitabullah", dimana prinsip tersebut telah
diyakini oleh masyarakat Minang saat ini sebagai pembentuk psikologis masyarakat
tersebut, bahwa setiap sikap sebagai "seseorang" harus tunduk dan
dekat dengan Kitabullah (dalam Islam disebut sebagai kitab Allaah, Al-Qur'an).
Lah, trus yang non-Islam begimana? Karena itulah disebutkannya Kitabullah,
dimana setiap pegangan agama itu dijadikan sebagai sandaran dalam bertingkah
laku sebagai manusia. *P.S.: penulis memberikan jalan tengah kepada
seluruh kaum beragama agar bisa bersama-sama saling memahami perspektif budaya,
so be grateful and stay humble :)
Okay, itu baru budaya Minang, jadi gw bisanya
ngasih contoh kayak gitu karena gw takut ngambil yang bukan ilmu gw bisa salah
nyampein hehe. Karena ilmu dari yang diajarkan budaya itu cukup berat dan penuh
penghormatan, karena itulah gw bisanya ngasih interpretasi singkat dari perspektif
gw sendiri mengenai budaya Minang yang udah diajarin orang tua gw. :D
Next..
Jadi, intinya pembentukan participation mystique juga berlaku
buat jiwa manusia, dimana kita tercipta untuk bisa membentuk sumbu-sumbu tipe
psikologis kita dari berbagai pengalaman dan warisan yang telah dititipkan oleh
keluarga kita sendiri pada masa kita atau orang tua kita sendiri belum lahir* (nanti
bakal di bahas pada bagian bab Ketidaksadaran, stay tune yeaa). Tujuan
dari penyaluran pengalaman dan warisan adalah supaya kita punya sumbu tipe
psikologis kita masing-masing. Ego itu dikenal punya 'wadah' buat narok semua
warisan genetik dan bawaan untuk bisa mastiin "nih gw kira-kira sesuai ga
ya sama 'diri' gw sendiri?", kek misalkan lu lahir di tanah Jawa, trus lu
udah mulai di usia 6-7 ngenal gimana bapak, ibu, temen, orang asing, atau sapa
kek yang interaksi sama lu, nah sejauh dari apa yang ada di luar pun, kemampuan
Ego itu buat memastikan bahwa kita ini cucok atau nggak sama mereka, dan akan
ada potensi apa yang ke bentuk dari kita? Nah dari setiap potensi kecocokan
kita dengan orang luar akan memperkaya Ego dan kesadaran kita, kalo udah fix
bahwa "itu adalah kita", baru deh jadi yang namanya
Kepribadian.
Nanti kepribadian itulah, yang bakal memiliki
4-sumbu, masing-masing digunakan bareng-bareng, tergantung kapan lu tumbuhnya.
Jung mengibaratkan bahwa, kepribadian kita itu bagaikan bagaimana langkah
perjalanan matahari ke langit. Matahari adalah proses atau tahap dari kesadaran
kita sesungguhnya, sebagaimana empat sumbu nih ceritanya;
1.Fungsi Dominan (ini adalah wilayah sadar
pertama yang akan berkembang dalam diri lu, pas masih usia 6-12 tahun masa
pembentukannya), lohh kok dari usia 6 tahun?? Iyalaah wqwq. Karena pas lu di
usia 2-5 tahun, itu proses pertama bagaimana kapasitas otak lu itu belajar
"menerima sesuatu", entah itu belajar nerima ASI, trus peka dengan
rangsangan, mengenal suara, kemudian penghafalan ejaan pertama, dan sebagainya.
Usia segini itu, kata Jung, "bayangkan gimana rasanya merasakan matahari pagi,
sejuk bukan? Keliatannya doang enak, tapi, sinar matahari tersebut belum kuat
alias belum sadar sepenuhnya. Jung membagi lagi bagaimana tahap membentuk
fungsi dominan dari usia anak-anak terbentuk:
1.a. Tahap anarkis; masih kacau-balau,
sporadis, bagian si anak yang masih ngga tahu "gue ini siapa".
1.b. Tahap monarkis; anak mulai belajar "ngomong bener", bisa
nunjukki "gue bisa ini itu", tapi belum sadar gimana sesuatu yang gw
lakukan itu "ada".
1.c. Tahap dualistis; anak udah mulai peka "mana perasaan mana
logika", "mana tepat mana yang gak tepat", "mana yang
nguntungin dan mana yang ngerugiin", trus udah mulai ngerasa "siapa
lu siapa gua?" - wajar ini terjadi, karena anak baru ngenal dua
perbandingan yang berbeda.
2. Fungsi Pelengkap (ini juga bagian dari
wilayah sadar yang berkembang buat nunjukkin "bagaimana gue" pada
usia 12-20 tahun) Nah di usia inilah, matahari lagi sepenggalan naik,
alias waktu dhuha, dimana kelahiran psikologis memicu masalah baru,
konflik, lalu adaptasi. Di usia inilah, lu belajar buat terbiasa
"menunggang kuda" dalam diri lu sendiri, lu punya kebanggaan dalam
diri sendiri saat itu, itu juga merupakan boomerang buat lu
sendiri. Lu bakal mengenal bagaimana membentuk ketegasan bersikap, pemilihan
keputusan atau cara pandang yang matang, serta bagaimana menyadari ada sisi
jelek yang harus lu terima dari diri lu sendiri (ini juga nanti bakal
dibahas pada bagian ketidaksadaran, jadi sabar yaa wqwq). Trus, dari
sini, kata Jung, adalah usia meningkatnya kemampuan komponen fisik diri kita,
kayak kuat raga, kematangan alat vital, menyadari 'lebih jelas' dengan sekitar
(baik di diri sendiri atau di luar), trus ngerasa lebih 'hidup' ketimbang
menyadari balik adanya kelemahan saat masih anak-anak.
3. Fungsi Tersier/Kematangan (gw nyebutnya kematangan
karena udah mulai menumbuhkan 'jati diri' atau "kenal diri sendiri, pada
usia 20-35 tahun) Pencarian jati diri, kalau kata orang, sebenarnya gausah di
cari wqwq, karena nanti lu bakal nemu sendiri pas berjalannya umur. Di umur
inilah bagaimana matahari sudah di atas kepala alias udah tepat ditengah-tengah
gitu dah. Usia 35 tahun ibaratnya lu udah silau banget dah, jadi gausah ditutup
pake apapun biar redup wqwqwq. Intinya, dari perjalanan umur inilah, kita bakal
menghadapi lawan dari masalah hidup sebenarnya, iya betul, diri sendiri. Lah
kok gitu? Soalnya, gini.. Matahari kan kalo makin naik makin silau, nah, di
balik silau yang kena setiap sudut dari diri kita, pasti akan menghasilkan
bayangan tho? Nah, bayangan inilah adalah wujud dari sosok ketidaksadaran kita
sendiri. Kita banyak menaruh banyak keinginan atau hal terpendam di balik suatu
bayangan, sehingga seiring waktu ia akan tiba saatnya "mengamuk"
apabila dari kita sewaktu masih masa anak-anak atau remaja, kita belum bisa
memaafkan atau menerimanya. Pada tahap ini, kita bakal mengenal pondasi dari
ketidaksadaran kita (yang lagi-lagi saudara-saudara, gw gabisa jelasin
sekarang wqwqwq) dan pada saat inilah kita udah harus siap memaafkan
diri kita sendiri baik-baik.
4. Fungsi Inferior/titik lemah (bagian ini yang
terpahit kalau menurut gw, karena ini adalah sisi yang tidak disadari diri
sendiri, dan pembentukannya akan matang bila sudah berusia di atas 35-40
tahun). Gw pengen kalian coba observasi orang yang di atas usia tersebut,
tanyakan, "apa tujuan hidup mereka sekarang?" Semua yang telah di
lakukan dalam hidup akan berakhir dan mulai menemui kelemahan secara fisik.
Dimulai ubanan, suka lupaan, emosi "balik-lagi" jadi kayak anak-anak,
agak sporadis tapi miqir, trus udah mulai "males" sama kehidupan
karena "jenuh". Usia tua inilah, dimana tahap berpikir mereka sudah
cukup. Artinya, segala upaya kehidupan yang dijalani telah menemui batas akhir
atau hanya bisa melakukan yang seoptimal mungkin bidangnya. Karena udah ngerasa
berhasil mencapai keberhasilan, itulah kepuasan dari yang di miliki orang tua,
dimana hanya bisa memetik hasil ketimbang produksi lebih. Namun, yang bisa
dilakukan hanya berbagai hal yang sangat sederhana dan tidak bersifat kompleks,
atau segala hal yang bersifat kompleks sudah dianggap biasa atau sederhana.
Pada usia inilah, yang dahulu punya kelemahan di bidang tertentu, kini bisa
lebih menyadari titik lemahnya sendiri, dimana yang dulunya periang bisa
menjadi pendiam, dan yang duluya suka diem aja berubah jadi pengen tahu lagi
apa yang bisa memuaskannya. Menurut Jung, sekalipun energi seseorang di usia
ini masih ada dan kuat, mereka sudah tidak punya arah lagi yang dituju. Hanya
bisa menikmati sebagaimana hasil yang dicapai. Begitulah.
Itulah 4-sumbu kepribadian, dari Dominan,
Pelengkap, Tersier, sampai Inferior. Keempat ini akan dihadapi masing-masing
orang, namun keempat itu akan ada sepanjang waktu kita mulai hidup. Bagaimana
caranya? Kenali tipe psikologisnya! Apa saja bagian yang bisa menjadi sumbu Dominan sampai
Inferior dari diri kita, dan bagaimana mendeskripsikannya? Okay, here we go.
Karena kita udah tawu bahwa kepribadian itu
dari fenomena participation mystique dan memiliki tuntutan
untuk berfungsi dalam diri kita, maka kita wajib mengenal bahwa adanya
fungsi-fungsi yang secara sinergi berhubungan dan berkaitan satu sama lain.
Dimulai dari dua peranan; yakni Sikap dan Fungsi Psikhe.
Sikap
Sikap adalah sesuatu yang mencerminkan perilaku atau kecenderungan. Kalau lu
semisalnya ga suka es krim coklat, gw sukanya sama kamu, iya wajar itu
sikap wqwqwq. Karena sikap itu kebentuk dari tahapan usia, berkembangnya
warisan dan pengalaman hidup, serta menjadi penentu terhadap kita itu
"sadar dan keliatan kayak gimana"
Sikap terbagi dua, menurut Jung, yakni Ekstraversi
dan Introversi. Yeah, lu pasti ga asing sama kedua kata ini karena gw sering
banget nebak kepribadian kalian, sampe dibilang gini, eh lu kok bisa
tau si ono ekstrover? Padahal dia orangnya diem-diem aja ama kita-kita? Trus si
inu kok bisa dia introver? Padahal dia bacot banget kalo dikelas?? Yaaah
oke deh sini gw jelasin wqwq (senengnya bikin orang bingung :v)
Introvert/Intravert/Introversi/Intropet adalah
sikap psikis yang lebih melihat diri sendiri sebagai fokusnya. Lah maksudnya
apaan? Jadi, seorang introver itu sangat fokus melihat atau sadar dengan
dirinya dengan tidak memandang objek luar sebagai dunia mereka. Orang introver
itu cenderung percaya diri dengan 'dunianya sendiri', sehingga mereka sangat
mudah berinteraksi dengan lingkup yang sudah kenal sama mereka aja. Itu kalo
interaksi, dan dari cara mereka melakukannya dengan selektif dan ia bersandar
dengan pandangan subjektif. Subjektif di sini bukan fokus karena perasaan, tapi
ia memenuhi aspek 'diri sendiri' sebagai sandaran mereka. Kaya gini contohnya,
orang introvert itu lebih seneng diajak ngobrol berdua atau bertiga, lebih
aman, sebab mereka mudah untuk bertukar pikirannya. Lebih dari tiga atau empat
orang, pasti ia sudah mulai mendewasakan diri kapan ia membatasi privasinya.
Mangkanya ga heran, tipe introvert itu biasanya keliatan pendiam, suka asik
sendiri, tenang, mikir kalau mau ngomong, reflektif (mudah menyadari sebelum
itu terjadi di alam luar). Sedangkan secara stereotip, orang introver lebih
aware terhadap pola pikirnya, perasaannya, kegemarannya, sudut pandangnya,
gagasannya, impiannya, kesan dia dengan orang-orang, atau dengan siapa mereka
berhadapan. Itu subjektif. Tidak salah mereka sadar dengan subjektivitas, tapi
dari sini mereka biasanya akan kuat bila sudah menemukan bukti atau pakta
integritas mereka sebagai sosok yang terpercaya, objektif, dan penuh keyakinan
dengan lingkungan luar.
Extrovert/Ekstravert/Ekstroversi/Ekstropet
adalah sikap psikis yang lebih melihat dunia luar sebagai fokusnya. Orang
ekstrover kebalik sama introver, dia menyadari keadaan di luar lebih peka.
Seorang ekstrover itu sangat fokus melihat atau sadar sama kenyataan hidup
sehari-hari di dunia luar dengan kurang melihat dirinya sendiri sebagai dunia
mereka. Orang ekstrover itu cenderung percaya diri bahwa 'merekalah yang
menggengam dunia', sehingga mereka suka haus dengan lingkungan sekitar. Cara
mereka melakukannya dengan aktif terlibat dengan apa yang terjadi di sekitarnya
dengan pandangan objektif. Objektif disini bahwa dengan terlibat dengan setiap
suasana tertentu mereka dapat mengakui keberadaan dirinya. Mangkanya ga heran,
tipe ekstrovert itu biasanya keliatan bertingkah, keasikannya sangat memancing,
"ga bisa" tenang, ngomong dulu baru miqir, aktif (mudah mengambil
tindakan bila itu memancing subjektivitas/dirinya sendiri). Secara stereotip,
orang ekstrover lebih aware terhadap situasi di sekitar, kemungkinan/peluag,
interaksi dengan orang-orang, pengalaman empirik, serta bagaimana ia dapat
diterima orang atau lingkungan sekitar, karena mencari validasi secara
objektif. Orang ekstrovert cenderung mampu "menerima dirinya sendiri"
tapi buta terhadap bagaimana "menilai dirinya sendiri" ketimbang
orang introvert yang lebih mampu "menilai dirinya sendiri" tapi
mereka sulit untuk "menerima dirinya sendiri".
Oke, karena sudah dipukul rata soal sikap,
nyang kedua:
Fungsi Psikhe
Fungsi Psikhe adalah alat untuk membangun pondasi sikap agar menjadi pembentuk
komponen kepribadian manusia. Dasar dari fungsi psikhe manusia itu ada empat,
apa aja dah? Here we are:
Sensing: fungsi pen-indraan, aspek fungsi inilah yang
membantu kita sebagai manusia untuk kenal dengan "rasa". Punya
kepekaan terhadap rangsangan. Misalnya, lu mau masak seblak, trus lu pasti
bakal tau rasa seblak itu gimana "kalau gak di cobain dulu". Nah
biasanya orang yang cenderung mau coba dulu gimana rasa itu
"ada", so you are a sensing type person. Gunanya sebagai
"experiencing", mau mengetahui sesuatu itu "ada", yah kalo
emang gak ada ya gak ada, kalo emang ada, buktiin. Itulah orang sensing :)
Thinking: fungsi pikiran, aspek fungsi ini adalah
yang takkan pernah terlepas dari diri kita. Nah bedanya kita mikir sehari-hari
dengan fungsi tipologi ini apaan? Nah gw nanya beginian barusan, itulah
fungsi thinking. Artinya kita akan melahirkan sebuah "ingin
tahu" dengan sesuatu, baik yang udah "ada" maupun saat kita
sadar dahulu dengan ada tidaknya "masalah". Kata masalah, sebenarnya
sangat memancing alarm si tipe thinking, karena mereka sadar
dengan sesuatu yang tidak seharusnya atau displacement, berkaitan
dengan benar-salah, dengan demikian thinking dapat menamai atau menjelaskan
sesuatu yang terjadi, begitulah orang thinking :)
Feeling: fungsi perasaan, dimana aspek ini
mengenalkan bagaimana cara kita menilai sebuah "rasa". Kalau kita
misalkan mau minum teh "pake sensing", tahu itu teh "pake
thinking", kemudian bagaimana rasanya panas itu dapat dijelaskan melalui
"feeling". Kita mengevaluasi sesuatu yang terjadi berdasarkan
perasaan yang nyaman kita sukai, mampu mengenali apa yang dibutuhkan orang lain,
serta dapat membedakan satu orang lainnya itu "beda-beda" nilainya.
Itulah sifat feeling :)
Intuiting: fungsi intuisi, dimana fungsi ini dapat
memanggil sesuatu tanpa proses sensing, feeling, atau thinking, dimana mereka
"menyadari tanpa harus diajarin" atau disebutnya naluri dari
pelajaran yang pernah terjadi sebelumnya, atau cara ia memandang sesuatu yang
baginya merupakan hal yang tidak biasa. Ia suka banget muncul sendiri informasi
tersebut tanpa dipancing, gak ada angin gak ada ujan suka ke trigger kalo lagi
ujan-ujan "wah kayaknya makan samyang enak kali ya.." :v Nah, kalo
ada orang yang sadarnya dari intuiting, biasanya mereka suka muncul sebagai
sosok yang suka melakukan sesuatu "diluar dugaan" pengguna tiga
fungsi tadi. Itulah, intuiting :)
Nah, sekarang, bagaimana cara memetakannya?
Okay, jadi, Jung menggambarkan masing-masing menjadi 8 dari fungsi dan sikap:
1. Tipe
perasaan introvert – Introverted Feeler (Fi)
Tipe ini adalah tipe perasaan introvert, dimana
mereka lebih sadar dengan kesan mereka secara subjektif dan baperan. Mereka
punya suara hati, kek "mudah berbicara sendiri dalam dirinya aja"
mangkanya jangan heran mereka itu orangnya rumit*. Mereka juga sering
mengabaikan pendapat-pendapat orang lain yang menurut mereka "ah gak suka,
gak sreg gua, halah ini halah ono", dan sama sekali masa bodoh terhadap
yang terjadi di dunia luar, karena mereka punya penilaian sendiri terhadap
sikapnya. Mereka peka, sangat peka, super duper peka dengan perasaan, sehingga
mereka mampu menduduki posisi orang yang merasa tahu dengan keadaan orang lain.
Hangat meski pendiem, setia kalo lu bisa meyakinkan mereka, dan sangat berkelas
pandangan mereka karena mereka tidak pernah bercampur pikiran segampang itu
dengan banyak orang. Cara ia menyampaikan isi hati dan maksud baiknya sering
diungkapkan dalam pengubahan sajak, atau pilihan kata yang familiar oleh orang
lain, serta tidak menimbulkan konflik.
Sifat utama mereka: puitis,
kekanak-kanakan, masa bodoh.
2. Tipe
pikiran introvert – Introverted Thinker (Ti)
Tipe ini adalah tipe pikiran introvert, yang
mendasari pertimbangan nalarnya berdasarkan logika deduktif, melalui keputusan
yang bersifat subjektif. Bahasa simpelnya, "otak penjahat" wqwq,
dimana mereka udah berpikir dua langkah lebih sadar ketimbang orang biasa.
Mereka ini, bagi gw ibarat penghenti waktu. Mereka diem dan mikir aja itu bisa
secara otomatis bisa menentukan apa yang harus dilakukan. Soal otak penjahat,
mereka ini biasanya bereaksi karena ada yang memicu mereka, entah itu apaan,
dan mereka sigap banget gitu mengambil sikap karena ada maksud tertentu, karena
udah memahami duluan sebelum orang paham sama dia meskipun mereka
menggunakannya untuk tujuan tersendiri. Mereka sangat mudah memahami sesuatu,
sangat-sangat understanding meskipun kalo kata Jung, “Penilaiannya
kelihatan dingin, tidak fleksibel, sewenang-wenang, dan kejam, karena dia
kurang sekali berhubungan dengan objek (luar) daripada subjek (dirinya
sendiri).” (Jung, 1921, hlm.384). Intinya, ga punya kepekaan untuk merasakan
"apa dampak bagi orang lain dengan yang gua lakukan?"
Sifat utama mereka: teoretis,
kepikiran, tidak praktis.
3. Tipe
pendriaan introvert – Introverted Sensation (Si)
Tipe ini adalah tipe pendriaan introvert, yang
umumnya dipengaruhi oleh pendriaan mereka tentang penglihatan, cita-rasa,
sentuhan (perabaan), dan seterusnya secara subjektif. Nah, mereka ini tipe
orang yang ibaratnya "lemari rak buku", sadar dengan masa lalu yang
mereka lewati. Tipe orang yang susah banget dipengaruhin, apalagi dikasih
masukan, dan yang bisa menuntunnya adalah sejauh "apa yang sudah ia tahu
langsung darinya" dan "apa yang sudah tertulis dalam catatan
ingatannya". Tidak dapat dipengaruhi, ataupun diberikan stimulus tertentu
agar berpengaruh, karena mereka punya kehendak sendiri untuk menyentuh dunia
luar. Pengalaman sentuhan mereka buat ngerasain "trus ini apa hubungannya
sama gua? gak ada kan? Yaudah." wqwq. Namun, ketika mereka tahu itu ada hubungannya
sama dia, mereka akan lebih setia, tanggung jawab, berdedikasi, penuh keyakinan
yang tak terbantahkan. Dari proses inilah, mereka sangat ahli dalam mengingat,
menerka rasa yang sangat tajam, sampai pada halusinasi yang tidak dapat
dijelaskan (Jung, 1921/1971). Halu di sini, adalah dunia mereka yang ingin
diwujudkan.
Sifat utama mereka: pasif,
tenang, artistik.
4. Tipe
intuitif introvert – Introverted Intuition (Ni)
Tipe ini adalah tipe intuitif introvert,
dipengaruhi oleh intuisi mereka yang memiliki nilai kuat terhadap
dorongan-dorongan psikologis (kehendak, keinginan, kebutuhan, kepercayaan, dsb)
secara subjektif. Wuah, kalo ngomongin tipe ini, mereka seperti cenayang, kayak
kita baru natap mereka itu mereka "udah tahu lu mau ngapain ke gw, udeh
sono." wqwq. Mereka dicenderungkan sebagai sosok yang terlihat menyendiri,
tidak terhubung dengan dunia luar seutuhnya, mo ada orang ngapain kek, jungkat
jungkit atau main sulap sambil nyanyi kek, tetep aja itu ga akan ngaruh buat
tipe ini, karena mereka sadar sama "tujuan", "perspektif"
dan "self-centered" diri mereka. Jung berpesan bahwa orang-orang
intuitif introvert itu ibarat Patrick Star, yang kalo mereka mau hidup itu
susah memahami motivasi mereka sendiri tetapi mereka mau ngelakuin itu untuk
dengan caranya sendiri (1921/1971) biar mereka tuh paham kalo
"oh ternyata masak itu pake komporya?" :v . Makna dan tujuan dapat
menuntun mereka untuk sampe ke pemuasan batinnya, gw mau suka sama siapa kek,
tau deh, tar juga gw kejar. Nah ini nih, yang bikin tipe mereka bakal
auto-ambitious, determinan, dan penuh keyakinan sampe bener-bener tercapai
(entah itu berhasil atau gagal; mengingat tipe mereka ini palingg gak suka yang
namanya gagal).
Sifat utama mereka: mistik,
pemimpi, unik.
5. Tipe
perasaan ekstravert - Extraverted Feeler (Fe)
Tipe ini adalah tipe perasaan ekstravert, yang
sadar sama adanya perlakuan masyarakat atau orang lain yang menjadi kebutuhan
dia. Orangnya butuh banget diakui, dicintai, dihargai, dan diberikan dedikasi.
Mereka juga yang paling bisa memenuhi norma-norma masyarakat, perilaku suatu
kelompok, jenis pergaulan sosial, dsb. Tipe ini biasanya sangat disukai karena
mereka memperlihatkan keramah-tamahan, pribadi yang supel, cepat memahami
kebutuhan orang lain karena ia menyesuaikan diri dengan yang sedang
berinteraksi dengannya. Namun, seringkali ia akan terlihat seperti bernada
palsu dalam berbicara pada kondisi yang ia tidak sukai. Nah ini nih, karena
mereka suka banget nunjukkin keramahan ke orang lain, biasanya ga bisa dikenali
bahwa "ini orang niatnya baik maksudnya apa ya?", dan terkadang tipe
ini selain mampu nunjukkin kelebihannya untuk peduli, sebaliknya ia juga punya
kemampuan untuk menyingkirkan orang lain, tergantung "dianya". Yang
jelas, mereka lebih dikenal sebagai sosok mentor, guru, pembimbing bagi
kehidupan masyarakat yang membutuhkan jalan untuk "memanusiakan"
manusia.
Sifat utama mereka: bersemangat,
fake-masked, peramah (suka bergaul)
6. Tipe
pikiran ekstravert – Extraverted Thinker (Te)
Tipe ini adalah tipe pikiran ekstravert, yang
mendasari pertimbangan nalarnya berdasarkan logika induktif, melalui keputusan
yang bersifat objektif. Ini orang tipenya paling sadar sama yang namanya
"masalah", dimana kalo mereka gak punya masalah, mereka gelisah.
Tapi, kalo mereka punya masalahpun, mereka malah "tambah" gelisah
wqwqwq. Orang yang berpikir ekstravert harus di melekin dulu sama
kenyataan, biar mereka bisa nentui mau kayak gimana nasibnya, ia cenderung
dianggap "pemimpin alami" karena mereka selalu memerhatikan dengan
cepat apa yang gak beres disekitarnya, serta bisa nentuin nasib orang lain
dengan “yang pasti-pasti aja”, karena mereka selalu mengambil sebuah
prinsip di balik dari sebuah tindakan. Saking merekanya mau nuntut hal
praktis, sebab itulah mereka tidak mau bebas nerima masukan orang lain, dan
mereka akan cenderung miqir gini "lu siapa sih ngatur-ngatur gua?",
sehingga apapun impian atau disiplin yang di terapkan, mereka gamau diusik
sampe mereka itu nemu sendiri jawabannya kayak gimana.
Sifat utama mereka: objektif,
kaku, dingin.
7. Tipe
pendriaan ekstravert – Extraverted Sensation (Se)
Tipe ini adalah tipe pendriaan ekstravert, yang
umumnya dipengaruhi oleh pendriaan mereka tentang penglihatan, cita-rasa,
sentuhan (perabaan), dan seterusnya secara objektif. Maksudnye? Yeah,
simpelnya, mereka orang yang mudah "reaksi" dengan apa yang terjadi
disekitar mereka, selain mereka gayanya penuh "aksi". Pengalaman,
bagi mereka adalah, cerminan dari kehidupannya. Mereka selalu menerima apa yang
enak, seru, mengasyikkan, baginya karena sudah dialami dan mereka selalu
menikmati sesuatu yang sedang terjadi saat-saat ini. Gaya hidup
orang-orang yang mengindra ekstravert ialah suka nyari dan nemuin pengalaman
dari terlibat dengan keadaan-keadaan saat itu, menjadi pengaruh yang bisa
mencairkan suasana sekitar. (1921, hlm. 363). Mereka paling bisa memahami seni;
apapun jenis seni itu, kecuali seni yang 'lain' wqwq. Cuman, mereka itu sering
banget kurang introspeksi diri karena terlalu cepat dalam bereaksi. Nah, ini
akan menjadi hal menarik bagi tipe ini karena mereka akan selalu berakhir pada
satu sudut pandang, sehingga mereka susah dan ogahan diyakinkan dengan
pengalaman yang pahit menurut mereka.
Sifat utama mereka: realistic,
sensual, periang.
8. Tipe
intuitif ekstravert – Extraverted Intuition (Ne)
Tipe ini adalah tipe intuitif ekstravert,
dipengaruhi oleh intuisi mereka yang memiliki nilai kuat terhadap
dorongan-dorongan psikologis (kehendak, keinginan, kebutuhan, kepercayaan, dsb)
secara objektif. Pada tipe ini, mereka memang keliatannya polos atau lugu,
karena mereka mudah bereaksi dan dipengaruhi sebagaimana keadaan di luar itu
terjadi. Mereka sering menciptakan banyak peluang dan sadar dengan kemungkinan,
namun mereka punya sikap sendiri di luar dugaan orang yang
mengajak/mengaturnya. Ide itu, di isi kepala mereka boleh dibilang ga
keitung, banyak sekali keputusan-keputusan yang dapat diciptakan untuk
terlibat, antusiasme yang tinggi, mereka suka banget kepanggil oleh pancingan,
jadi ga heran mereka kadang A kadang B, kadang C kadang A lagi, sehingga no
one can guess well what their minds have karena mereka punya masalah
terhadap komunikasi yang 'jelas', namun dengan demikian, mereka punya dorongan
buat membujuk/mendorong kepercayaan pada orang lain, dan sering nambah resiko
baru abis ngelakuin sesuatu yang lain.
Sifat utama mereka: berkhayal,
berubah-ubah, kreatif.
Deskripsi
singkat ke-8 tipe masing-masing
Sifat Se
(Sensing Ekstrovert)
-Pencair suasana
-Fokus apa yang lagi terjadi
"sekarang" dan peluangnya
-Pencari kesenangan, keakraban,
kegembiraan
-Harus ber"interaksi" biar
beraksi
-Selalu bisa memberi hal yang
bermanfaat bagi dunianya
-Tidak sabar, pikirannya sempit,
tidak punya tujuan
Sifat Si (Sensing Introvert)
-"Tahu" diri
-Fokus sama apa pentingnya yang
telah "dimiliki" di masa lalu
-Pencari ketenangan, stabil-stabil
aja, rasa aman
-Belajar semua hal dari
"perbandingan"
-Semua yang dilakukan harus
hati-hati / bertahap
-Konvensional, keras kepala,
menghindari risiko
Sifat Ne (Intuiting Ekstrovert)
-Penemu hal baru
-Fokusnya menemukan ide-ide bagus
-Pencari harapan, inspirasi,
optimisme
-Semua hal di dunia ini
"bisa" diwujudkan
-Percaya dengan kekuatan perubahan /
kemajuan
-Tidak menentu, tidak praktis, tidak
fokus
Sifat Ni (Intuiting Introvert)
-Penentu tujuan
-Pencari wawasan tentang kebenaran
dan keberadaan
-Semua hal di dunia harus ada
"kemauan" agar terwujud
-Percaya bahwa dengan se-visi bisa
bersatu
-Terasing, pencari pembenaran, naif
Sifat Te (Thinking Ekstrovert)
-Pemerhati masalah
-Pencari konsistensi dan efisiensi
-Semua hal di dunia harus memiliki
"hasil"
-Tegas, kalo ada sesuatu langsung
terlibat
-Terlalu cepat bertindak,
menghakimi, mengontrol
Sifat Ti (Thinking Introvert)
-Pencari ketepatan/kebenaran
-Penuntut keterampilan dan
kemandirian
-Semua hal di dunia harus
"perhitungan"
-Percaya diri, yakin dengan
kemampuan diri sendiri
-Terputus dari apapun, pikiran
sendiri, meremehkan
Sifat Fe (Feeling Ekstrovert)
-Penyambung harmoni
-Pencari hubungan dan pertemanan
-Semua hal di dunia saling
ber-"hubungan"
-Penilaian dari konsekuensi sosial
-Insecure, lari dari masalah,
lebih "baik" dari siapapun
Sifat Fi (Feeling Introvert)
-Penjunjung nilai moral
-Pencari kesesuaian perasaan dan
tindakan
-Semua hal di dunia dinilai dari
"kesan"
-Menyukai / minat sesuatu dari lubuk
hati
-Tidak stabil, mengasihani diri
sendiri, merasa benar sendiri
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Naise, begitu banyak penjabarannya,
semoga bagian ini bermanfaat. Bakal berkaitan sebenarnya ini sama tes
kepribadian yang lu kenal sekarang, namanya MBTI, trus itu apa dan
bagaimana? Stay tune in Psychoanalysis Journals. :D
Referensi
Stein, M. (2010). Jung’s
Maps of the Soul (12th ed.). Open Court.
Semium, Y. (2013). Teori-teori
Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer Jilid 1 (5th ed.). Kanisius.
Type Concepts At a Glance. (n.d.). [..Tumblr.com]. Retrieved November 25, 2020, from
https://mbti-notes.tumblr.com/charts
Komentar
Posting Komentar