Golden Emptiness: Stay, Keep, Stop, and Be!
Ada begitu banyak alasan untuk membangun diri kita. Menginjak bulan-bulan terakhir tahun 2024, aku merasakan fase hidup yang bernilai cukup besar dan sangat berarti jika dilihat dari pengalaman yang didapatkan.
Pertama, aku menyadari bahwa "lingkungan kerja bukanlah tempat untuk sepenuhnya mengekspresikan diri." Hampir semua orang di dunia kerja mengalami hal serupa. Pada akhirnya, banyak dari mereka yang terjebak dalam siklus yang melelahkan: mencari validasi -> ditolak atau diabaikan -> berujung pada saling mendiamkan -> kesenangan dan kesusahan tidak lagi sejalan -> mulai membicarakan orang lain yang tidak disukai -> lalu kembali mencari validasi lagi. Siklus ini berulang tanpa henti, menciptakan lingkungan yang melelahkan.
Satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah dengan stay grinding: tetap bekerja keras dan konsisten, bahkan saat menghadapi kesulitan. Di sinilah mental dan ketahanan diuji. Keyakinan bahwa setiap usaha akan menghasilkan proses berharga bukanlah angan-angan kosong, tetapi merupakan momen pembentukan karakter. Seperti mesin gerinda, kita akan terus berputar dan fokus sampai hal-hal yang tidak penting terlupakan.
Kedua, kamu pasti pernah mendengar pepatah "dikit-dikit lama-lama jadi bukit," bukan? Kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten akan membuahkan hasil besar. Namun, di dunia kerja, sering kali kita menuntut hasil lebih banyak dari yang kita usahakan. Padahal, sikap seperti ini adalah "jalan tercepat menuju jurang." Kita perlu mengukur kinerja secara objektif agar setiap usaha kecil kita menjadi bermakna dan membawa dampak positif bagi diri sendiri, tanpa harus selalu mengharapkan pengakuan dari orang lain. Inilah esensi dari keep mewing – terus bertumbuh perlahan namun pasti.
Namun, hambatan untuk terus "mewing" datang dari tekanan sosial. Pertemanan, pergaulan, dan debat sering kali membuat kita lupa akan posisi dan tujuan kita. Ketika seseorang tersinggung dalam debat dan membantah argumen dengan perspektif lain, bisa jadi ini menjadi momen kehilangan arah. Alih-alih menjadi diskusi yang membuka wawasan, malah jadi pemicu konflik. Salah satu solusinya adalah dengan diam – cara untuk menghindari argumen yang tidak bermanfaat. Namun, jika hubungan masih bisa diperbaiki, cobalah untuk saling mengingatkan dengan cara yang baik. Hindari pula menggosip atau membicarakan orang lain di belakang, karena sikap seperti ini hanya akan memperburuk keadaan. Stop yapping adalah salah satu cara menghindari drama yang tidak perlu.
Terakhir, konsep Delta. Ini adalah simbol dari sosok pekerja keras yang penuh dedikasi, integritas, kepedulian empatik, ketangguhan, dan semangat untuk mengutamakan kepentingan bersama. Seorang Delta sejati bukanlah sosok yang mencari pujian atau validasi, melainkan pribadi yang mampu menjaga kestabilan emosional saat menghadapi kritik atau pujian. Ia juga tidak bergantung pada pencapaian pribadi atau pengakuan kecerdasan, tetapi lebih kepada keyakinan bahwa semua daya dan keberhasilan datang dari Tuhan.
Kesimpulan:
Membangun diri dalam dunia kerja berarti terus bekerja keras (stay grinding), mengembangkan diri secara konsisten (keep mewing), menjaga sikap tenang dan bijaksana dalam berinteraksi (stop yapping), serta menjadi pribadi dengan karakter kuat dan peduli akan kebaikan bersama (be Delta). Semua ini membentuk kita menjadi lebih baik dan lebih bijak dalam menghadapi tantangan.
Bentuk tulisan yg terstruktur dan konsisten. Diam sesuai kondisi adalah hal yg mahal. hasilnya bisa untuk kontrol emosi dan menunda reaksi dari feedback pujian/celaan orang lain. usaha yg gagal punya pelajaran berharga jika memahami dari sudut pandang evaluasi, bukan menyalahkan keadaan ^_^
BalasHapusTerima kasih atas tanggapannya. Sungguh masukkan yang sangat bagus.
Hapus