Secarik singkat menutup akhir tahun

 Hai, lama kamu tidak menuliskan segala cerita padaku. Peristiwa yang telah dilewati, kejadian yang tak terduga pun, kamu masih bisa bertahan dant erus bsia menikmati nafas dengan baik. Kamu hebat. Aku apresiasi dengan baik atas segala hal yang telah dilewati selama ini.

Sejujurnya, yang mau disampaikan adalah hanya sekedar butir pembelajaran yang suatu saat kamu akan jadikan sebagai prinsip yang kuat.

1). Mengenal manusia itu menyenangkan, mereka bagaikan jendela dunia yang begitu luas dan kompleks sehingga begitu lelah bagimu memasuki berbagai dimensi mereka. Dari yang memiliki energy paling introvert sampai ekstrovert, paling intuitif dan sensing type dalan berbicara atau menerima cara kita berbicara, sampai pada cara mereka memperlakukan dengan pikiran atau perasaan. Intinya, sadarilah setiap perbedaan, jangan terlalu mudah mengambil hati atau pikiran, tapi seperlunya. Kamu juga punya dunia yang harus dijelajah, yakni duniamu sendiri. Kapan kamu mau memikirkan duniamu yang sesungguhnya, dimana banyak perjalanan berjejak di dalam dirimu yang bisa jadi belum selesai, sisi bayang-bayangmu, inner child­mu, kesiapan menjadi sosok parent, mengakui sisi kerapuhan yang ada di dalam dirimu sebagai anima dan seimbangan animus yang terdalam letaknya. Jadi intinya, mulailah tahun berikutnya untuk banyak-banyak berkelana. Jangan terlalu nyaman dengan satu atau tempat, sekalipun itu keluarga, pacar, sahabat, maupun kerabat. Ajaklah mereka untuk memahami dan terlibat bersama.

2). Kamu terlalu mudah untuk ditipu di tahun-tahun kemarin. Ditipu oleh kenyamanan, hal-hal yang dapat ‘dilampiaskan’, hal-hal menakutkan yang membuatmu terus menghindari segala hal yang sebenarnya adalah representasi dari “tanggung jawab”. Karena itulah, mulailah bertanggung jawab dengan diri sendiri. Nggak usah terlalu bergantung oleh siapapun, cukup mulailah melakukan sesuatu dengan menyadari apa yang sedang terjadi disekitarmu, meski itu hal yang sangat sepele.

3). Kamu dulunya takut dengan meminta pertolongan karena kamu takut dirimu tidak bisa mengatasi segalanya, ya? Tidak apa-apa. Semua ada masanya untuk membuat orang lain mengerti bahwa ada waktunya dirimu untuk mencoba sesuatu yang belum mampu kamu bisa. Biarkan orang lain menentukan sendiri untuk membantu atau tidak. Karena aku pernah mendengar dari sebuah hadits bahwa memberi itu lebih baik daripada meminta. Jadi, jangan menunggu kamu meminta dahulu sebelum melakukan sesuatu.

4). Tahun berikutnya harus lebih memerhatikan hal detail dari kebutuhanmu, karena semakin kemanjaan tubuh ini dibiarkan berlalu tanpa merespon pemicu, semua akan berakhir pada kegelisahan dan kesengsaraan mental dimana segala yang kamu hadapi selalu tertekan. Nyuci baju, nyikat seprei, nyetrika pakaian, olahraga rutin, minum kefir, etc. Semua itulah yang kamu harus lakukan karena kamu pasti membutuhkannya, demi investasi mental jangka panjang.

5). A. Kamu sudah mulai aware dengan batasan privasi. Adikmu pernah memberi singgungan dan nasehat bahwa apa yang ada di dalam dompet dan ATM mu itu privasi. Artinya, satu kesalahan yang intervensi terhadap nilai moral harus dibayar dengan upaya mencegah sebelum kesalahan berikutnya datang. Sering-sering menghindari setiap kata, ucapan, perbuatan, motif, bahkan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan orang lain, serta suatu konten yang bersifat privasi dan memiliki excitement yang bisa jadi tidak memiliki nilai di mata orang lain. Mubazir. Dan tidak berguna.

B. Kamu benci selebrasi. Kamu benci orang-orang merayakan sesuatu yang membahagiakan di social media yang sebenarnya bertujuan agar semua orang melihat dan merasakan kebahagiaan yang sama secara kolektif –bila kamu di posisi mereka juga. Wisuda, menikah, dapet kerja, punya anak, tinggal di hunian yang menyenangkan, usia tua yang gonta-ganti kendaraan, etc. Sebenarnya kamu melihat itu sebagai sesuatu yang menjijikan, bukan? Tapi satu hal yang ingin kuberitahu, bahwa keindahan dunia bersifat terbatas. Apa yang telah dilalui memiliki rentang waktu yang sangat pendek, namun moment itu bernilai tinggi untuk dilewatkan. Jika kamu bisa menikmatinya sendiri, apakah terlalu berlebihan jika semua dunia harus tahu dan kamu harus berinteraksi pada dunia yang luas isinya meliputi orang-orang yang belum tentu isi hatinya ‘siap’ menerima sebagaimana kamu? Karena itulah, momen terbaik adalah kamu yang merayakannya sendiri, dan berikan secukupnya bagi mereka kabar baik atas sesuatu yang bisa dijadikan pelajaran.

6). Jika hanya karena luka masa lalu yang tidak bisa diubah menjadi alasan untuk diubah, maka hancurlah setiap masa depan yang ingin di wujudkan (11/02/22). Kamu berusaha untuk lebih tegar dengan tidak terlalu menitikberatkan masa lalu di dalam kehidupanmu, tapi ingat, masa lalu itu hanyalah sebuah renungan, masa depan adalah apa yang dinanti, dan masa kini adalah anugerah yang saat ini kamu terima. Cukup jadikan saja masa lalu kamu itu sekedar proses kesadaranmu untuk mengendalikan hal yang seyogyanya ingin diwujudkan sesuai dengan yang masa depanmu inginkan.

7). Kata Ust. Fauzi “kita perlu kosong, kalau lama nanti hampa” (14/03/22). Terakhir resign out dari sebuah sekolah yang sempat kamu cintai, meski memang fakta mengatakan gaji kecil yang diterima tak bisa dipungkiri, kamu jarang sekali untuk mengosongkan sesuatu yang sudah terlalu padat di dalam dirimu. Terlalu banyak hal yang kamu pikul dari semua pemberian dari orang lain, entah itu rasa takut, ancaman, kenangan, rasa cinta, dan banyak sekali. Jadi, jika mau mengosongkan sesuatu, jangan ragu. Periksa saja setiap apa yang harusnya dilepaskan dan diterima kepergiannya. Itung-itung bertujuan supaya kamu dapat berpikir lebih jernih untuk berbagai hal yang harus di lakukan. Ketika berpikir itu sulit, yang salah adalah mempertahankan terlalu banyak apa yang tidak penting di dalam diri ini.

8). “Kekurangan itu pertanda bahwa kita harus lebih bersabar menerima diri sendiri. Tuntutlah dirimu dengan ilmu, niscaya kamu akan diterima dan dihargai. Hanya Doa, Ilmu, Optimis, dan Tawakkal yang bisa membuat seseorang lapang. Lihatlah bagaimana sosok Nabi Sulaiman yang lebih memilih ilmu ketimbang kekayaan yang banyak, sehingga taka da satupun yang mengetahui misteri kematiannya, bahkan jin dan setan sekalipun. Jangan pernah menjadikan Harta sebagai segalanya bagimu. Dengan berilmu, kamu bisa menjadi segalanya. Jangan pernah berhenti berharap kepada Allah. Allah selalu memberikan kesempatan berkali-kali untuk berubah selagi hamba-Nya masih hidup. Akui setiap kekurangan, dan jangan pernah berhenti untuk berilmu.  Ingat selalu pesan Ali r.a., ‘jangan menasehati orang bodoh, karena dia akan membencimu. Nasehatilah orang yang berakal, karena dia akan mencintaimu.’ Kalau mau dicintai, kamu harus berilmu.” (Ust. Uchi 10/04/22)

9). Kamu juga sempat menulis, “Kebahagiaan itu tidak statis. Waktu begitu dinamis hingga apapun yang dicapai telah merubah setiap detail konsep kebahagiaan itu sendiri.” (16/04/22) Kalimat ini cukup membuatku tercengang, karena kamu selalu mengalami setiap hal yang tiada diduga memberimu banyak sekali impact. Sederhananya, siapapun, dan apapun, yang menjadi sumber kebahagiaanmu, tetaplah segalanya bergantung bagaimana waktu. Bagaimana kamu sendiri tahu bahwa dia pasti punya umur. Kebahagiaan memiliki waktu yang pendek, jadi genggam erat ia hingga kamu dapat menikmati perjalanan hingga dapat merelakan juga kepergiannya.

10). Kamu pernah takut? Pada setiap apa saja? Takut pada manusia, benda, atau situasional? Tidak mendapatkan pekerjaan karena khawatir orang lain tidak akan menerimamu? Oke, simple-nya, aku sendiri tidak bisa memberimu jaminan atas rasa takut yang kamu hadapi itu dapat bersahabat baik ataupun membantumu atasi sifat orang yang buruk padamu. Hanya saja, ketakutan itu hanyalah sesuatu yang menjadi batas dalam hidupmu. Ketika kamu takut tidak dapat kerja, dan sudah mendapat kerja, ketakutanmu akan berkembang. Tanpa sadar, dilemma dan kerisauah itu berasal dari apa yang sedang kamu jalani saat ini dan evaluasi dari masa lalu. Artinya, untuk menghadapi ‘hantu’ itu, kamu hanya perlu terima bahwa itu adalah batasanmu yang tidak bisa dianggap bahwa kamu itu tetap baik-baik saja. Biasakan saja. Tidak akan memusingkanmu ketika itu semua dilalui dengan caramu. Ingat, banyak jalan untuk menuju Roma, okay?

11). Kamu mulai merasa takut dengan emosi yang terpendam setiap saat menghantui pikiranmu, betulkah? Saat merasakan hal itu, kamu akan sulit untuk menyeimbangkan diri. Kembali ke poin 10, batas ketakutan itu akan berdampak juga pada tubuhmu. Karena itulah, ketika stress menekan dirimu, belajar untuk lakukan perintah tubuhmu untuk istirahat. Tekanan di dalam diri hanya akan merusak psikologis dan mindset terhadap sesuatu yang sedang dipikirkan itu. Cobalah berdamai dengan kondisimu, tidak mengapa jika saat ini kamu belum mampu. Toh, kita bukanlah mesin, tapi mesin juga punya batasan tersendiri saat overhaul karena sikap kita sendiri untuk terlalu jauh melangkah tanpa pertimbangan.

12). Ketika kamu membenci perilaku orang ataupun sikap mereka terhadapmu, tidak perlu khawatir. Karena sikap yang kita benci dari orang lain merupakan bagian dari diri kita yang harus diterima. Jika ada sikap dari orang lain yang tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi kita, dia bukanlah bagian dari kita. Kamu memang membenci maling yang telah mengambil Infinix-mu, tukang servis HP yang selalu saja mencari celah untuk merusak dan memperbaiki, tukang servis motor nakal yang jarang mengencangkan baut, nyolong tutup pentil ban, memberi diagnose motor seolah motormu dalam masalah besar yang padahal butuh biaya tinggi, tetangga abang-abang yang cerewet bermulut perempuan, dan yaah. Perilaku yang tidak kamu sukai, bisa jadi kamu juga mengalami itu dan kamu lakukan pada orang lain. Simply, mark-up pengeluaran uang yang dipakai, tidak konfirmasi duit kepake dari bekas potongan kasbon tukang, tidak pernah berkabar padahal kamu di tempat yang ‘salah’, etc. Tidak apa-apa. Maafkan saja dirimu. Jika kamu membenci mereka, relakan saja mereka renggut sesuatu yang mereka mau. Setidaknya, kamu belajar bagaimana tidak bersamanya dalam waktu yang lama sehingga kamu akan menyadari kehadiran mereka tidak terlalu buruk bagimu yang telah menolongmu meski tak bernilai lebih bagimu, dan memang, sebaik-baik penolong adalah orang yang kamu benci.

13). Kapan kamu harus marah? Sulit belakangan ini kamu mengekspresikan amarah karena takut akan ada bekas rasa sakit hati dan hal yang menjadi canggung untuk berikutnya saat kamu melontarkan amarah. Tapi, jelasnya, saat kamu marah, kamu harus dalam keadaan sadar terhadap keadaan apa yang tidak sesuai dengan nilai seharusnya sehingga itu menjadi suatu alasan mengapa kamu harus marah. Belajar juga untuk dirimu mengenal empati, etika, dan emosi yang sehat. Sehingga, untuk menyatakan kondisi amarah, tidak harus terlampau tenaga yang meluap dan menghadirkan ‘segala rasa penat’ yang dihubungkan dengan apa yang kamu sendiri pendam.

14). Menunda, suatu perkara yang sebenarnya tidak kamu sukai bukan? Sebenarnya tidak mengapa jika setiap pekerjaan tidak selesai dalam sehari, tapi bayangkan saja apa yang akan terjadi saat dirimu dalam kalut yang tiada duga, dan kamu belum mempersiapkan sementara harus menyelesaikan berbagai hal yang pernah ditunda sebelumnya.

15). Ketika rasa ingin memaksa untuk melakukan sesuatu yang bersifat genting, kamu sulit untuk mengutarakan lantaran orang lain lebih berkuasa atas sesuatu yang terjadi. Karena itulah, saat kamu berada di kondisi itu, jangan diam. Bersuaralah dengan lantang. Jangan ragu. Kalau perlu, berteriaklah. Orang lain, sekalipun ibumu, takkan mengetahui rasa tertekan yang kamu rasakan jika kamu sendiri tidak jujur dengan diri sendiri, ditambah lagi tidak memahami kondisi dengan rinci. Saat kamu dalam keadaan bingung untuk mengutarakannya, periksa dahulu dan tanyakan baik-baik pada dirimu apakah hal yang kamu lakukan itu juga memberikan keuntungan atau hal baik bagi orang lain. Sesuatu yang memaksa itu pada dasarnya tidak baik, meskipun harus mengingatkan orang lain atas hak nya dirimu, tapi yang terpenting kesadaran akan langkah yang diambil harus menjadi yang pertama terlintas dahulu di kepalamu.

16). Terakhir, karena harus menutup tahun. Kamu sudah memiliki segalanya namun yang sulit adalah bagaimana membinanya. Kadang kamu harus periksa berapa banyak ekor kucing bisa pup pada tempatnya, berapa banyak barang atau utilitas yang harus diperhatikan agar tidak menumpuk, rusak ditengah jalan, atau hal tak terduga lainnya. Hematlah waktumu dengan memperhatikan hal kecil dimana tidak semua orang lain bisa meluangkan kesempatan atau kemampuannya untuk itu. Kamu memiliki kelebihan yang orang lain tidak miliki; memperhatikan hal kecil yang berdampak pada masa depan. Karena itulah, keep your sight focus!

Sengaja aku menuliskannya untukmu, sebanyak 16. Memang keindahan akhir tahun ini banyak ditutupi oleh berbagai butir perjalanan yang seringkali kamu lupa merekapitulasinya dalam satu kesatuan.

Jadi …

See ya.

 

Komentar