Selamat :)

Dua tahun sudah, 

kedua orang tuaku berpisah. 

Baru terpikirkan saat ini kurasakan. 

Saat Syawal menggantikan Ramadhan, 

hiruk pikuk ucapan bermunculan. 


Entah itu dari sosmed, eh tapi, 

lebih banyak WhatsApp ramai dengan foto keluarga kecil dan besarnya. 

Mengucapkan segenap maaf dan doa. 


Bukan aku tidak lagi ingin mengucapkan, merayakan, 

atau

dengan kreativitas menuangkan kebahagiaan menyambut lebaran.. 


Akan tetapi, 

semuanya telah hengkan. 


Satu tahun, 

ku menghempaskan berbagai relasi yang melelahkan. 


Aku lelah. 

Menjadi diriku yang kemarin. 

Aku lebih tenang, 

seperti ini sekarang. 

dan mungkin seterusnya. 


Tiada lagi berbagai upaya untukku terlalu menyenangkan hati banyak orang, 

hanya small intimate relationship saja, yang kupunya, dan yang masih perlu dibina. 

Meskipun pada akhirnya, 

aku merindukan momen sebelumnya. 

Penuh dengan keramaian, semarak orang-orang yang kusebut "sahabat" atau "teman", bersuka cita mengisi kehidupan. 


Kini, 

Aku menikmati ini, dengan penuh sunyi dan bersih. 

Bersih dari semua hal yang kubenci. 

Terputus dari siapapun yang tak sejalan dan sehati.

Sebagaimana ayah ibuku, 

yang telah menemukan atau mungkin masih terus untuk berpetualang lagi. 

Demi membahagiakan buah hati yang sudah beranjak usia baya ini. 


Maafkan aku, 

Sungguh tiada kehendak kubiarkan semua ini terjadi hingga saat ini. 

Semoga, yang belum dapat diraih, dapat secepatnya dijemput oleh kerja keras. 

Serta

Keikhlasan hati nurani untuk tetap bersemangat dengan tangkas. 


Selamat lebaran, ya. 

Tetap utuh ya kalian yang masih punya keluarga. 

Bagi yang ditinggalkan, semoga ibadah kalian sampai pada mendiang yang tiada. 


Adiós. 


-Filusuf ngawur. 


Komentar