Tersikut, dan akhirnya... (1)

 Hidup itu adalah persaingan. 

Mungkin, hampir semua orang mengatakan demikian. Menjatuhkan sesama demi mendapatkan hak yang diinginkan adalah suatu usaha menyingkirkan apa yang tidak penting, atau sosok yang tak seharusnya di posisi yang ada di benaknya. 

Mengapa harus menyingkir? 

Bersaing demi menjawab nasib masa depan kadangkala di pengaruhi oleh gelapnya pengalaman hidup yang pahit. Bukan sebuah opini, namun realitas pekerja pabrik atau perusahaan ternama pun memandangnya dengan hal demikian. 

Begitu beratnya, cara pandang itu. 

Ketika berusaha mencari kedamaian hati, akhirnya berujung pada mindset One-sided,  sehingga siapapun yang senang disaat dia berduka, ia akan One-sided, seolah dunia dipandang oleh satu pedoman atau takdir yang diangggapnya tidak bisa diubah. 


Bagaimana meyakinkan seseorang itu ketika perdamaian di dalam hati bisa di ciptakan masing-masing? 


Saat ini, aku gagal membuktikannya. 


Komentar