Puisi #58 - Akselerasi Kehidupan
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ
(QS. Al-Qashash ayat 56)
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya
I. Berharap Tuk Kembali Kala
Waktu, telah menelan ruh
Tiada mati ataupun hancur
Ia hanya mengoyak momentum
Menarik kembali ke dahulu
Andai ku lebih tahu
Sesuatu yang tak terpikirkanku
Alam seraya menguji
Apa yang tidak kuketahui
Jika saja itu bergerak mundur
Tiada lagi kukenal rasa takut
Penyesalan tak dapat mengubah apapun
Yang dapat kulakukan, terus bergerak maju
II. Letusan Perang Diriku
Lidah, perwakilan diantara pikiran
Seorang puitis Emily berbicara
"Pikiran itu seluas langit umpamanya"
Yang kutemukan, tiada lain adalah perang.
Hari itu, tepatnya ku bertemu
Antara hati dan pikiran yang berseteru
Antara cinta dan benci saling beradu
Antara realitas dan imajinasi bertarung
Aku tidak bisa seperti ini terus.
Seruan anima, seraya menjerit halus
Rasa takut sekaligus keberanian tanggung
Jika kubiarkan, apakah itu merubah apapun?
Seruan anima, seraya menjerit halus
Rasa takut sekaligus keberanian tanggung
Jika kubiarkan, apakah itu merubah apapun?
Disinilah, perdamaian terpadu
Bayang-bayang pun berhenti mengaung
Ia disentuh, dimaafkan ketakutannya
Segala keseduan, berakhir menjadi jiwa yang satu.
Bayang-bayang pun berhenti mengaung
Ia disentuh, dimaafkan ketakutannya
Segala keseduan, berakhir menjadi jiwa yang satu.
III. Akselerasi
Hidup ini cukup singkat,
saat angin menerbangkan nyawa,
ketika kuberlari mengejar angan,
ku menyadari,
Tuhan, Adil dengan eksistensi manusia.
Tuhan memberi kesempatan
Bagi siapapun yang masih mengejarnya
Ada atau tiadanya,
Dia selalu menanti, melambaikan tangan-Nya.
Kuasa dan Maha Besar atas dzat-Nya.
Hidup ini cukup singkat,
saat angin menerbangkan nyawa,
ketika kuberlari mengejar angan,
ku menyadari,
Tuhan, Adil dengan eksistensi manusia.
Tuhan memberi kesempatan
Bagi siapapun yang masih mengejarnya
Ada atau tiadanya,
Dia selalu menanti, melambaikan tangan-Nya.
Kuasa dan Maha Besar atas dzat-Nya.
Dalam sekejap diri ini begitu cepat
Lebih rapuh dan mudah tersulut
Jasad seraya berkata, "kamu semakin kuat"
Tidak.
"Aku ini lemah."
Semakin sulit tuk menghendaki apapun
Satu-satunya yang kuat, adalah Tuhan.
Aku bukanlah yang tepat dimatamu.
Lebih rapuh dan mudah tersulut
Jasad seraya berkata, "kamu semakin kuat"
Tidak.
"Aku ini lemah."
Semakin sulit tuk menghendaki apapun
Satu-satunya yang kuat, adalah Tuhan.
Aku bukanlah yang tepat dimatamu.
Tidak.
Tuhan mengalungkan secuil kekuatan bagimu
Tuk menjadi yang tangguh, dan memenuhi takdirmu.
Hingga kamu,
dapat menerbangkan angan, dan mengejarnya lagi.
Itulah takdirmu.
Tuhan mengalungkan secuil kekuatan bagimu
Tuk menjadi yang tangguh, dan memenuhi takdirmu.
Hingga kamu,
dapat menerbangkan angan, dan mengejarnya lagi.
Itulah takdirmu.
Perjalanan hidup tak selalu patut
Tak pernah diketahui, takdir apa yang dapat bertemu
antara dirimu dengan jiwamu.
Tak pernah diketahui, takdir apa yang dapat bertemu
antara dirimu dengan jiwamu.
Yang membuatmu mengerti arti hidup,
adalah dirimu sendiri, sayangku.
Semakin lama kamu merasakan hidup,
semakin bermakna dirimu menyimpan momentum.
Tuk memperjuangkan esensi dirimu,
dari segenap akselerasi yang telah berpacu.
adalah dirimu sendiri, sayangku.
Semakin lama kamu merasakan hidup,
semakin bermakna dirimu menyimpan momentum.
Tuk memperjuangkan esensi dirimu,
dari segenap akselerasi yang telah berpacu.
IV. Pengorbanan yang Sempurna
Jika saja, kamu tidak abaikan dirimu,
kamu telah lebih cepat meninggalkan waktu.
Bergulir demi membiarkannya berlalu.
Namun,
Jika bukan karena ingin mengenal dirimu,
kamu takkan mampu menikmati
saat-saat yang berlalu.
Sisa hari hingga tahun,
umur demi angka berpuluh,
Kata yang tepat bagi diriku,
"Terima kasih, Tuhan"
Kau buat diriku mengerti cepatnya waktu
Memahami langit ini begitu luas tuk kugantung
angan demi angan, ibarat burung menyapu peluh
Kubiarkan diriku terus bergantung padamu,
meski ada pengorbanan luar biasa direlung jiwaku.
Kuserahkan kesedihan dan kebahagiaanku,
dihiasi oleh skenario-Mu, Tuhan.
Dengan tidak mengubah kehendak siapapun,
melainkan diriku sendiri yang mengubah dan menjaga,
segalanya untuk-Mu, Tuhan.
Biarkan setiap langkah dan pacuanku ini,
melangkah lebih jauh tuk menjangkau anganku.
Sekalipun tersangkut, ku tetap bawa kembali
lalu kuterbangkan lagi.
Hingga senyuman di bibir ini,
menghiasi pandangan-Mu, Tuhan.
Komentar
Posting Komentar