Puisi #56 - Batin
Dimana aku harus berteriak?
Aku butuh tempat
Sepi
Sunyi
dan Hening
Tanpa siapapun
tuk ditemani.
Aku lelah.
Dan akhirnya merasakan
semua yang kuremehkan.
Skripsi, Karir, Nikah, bahkan
Diri yang dilumuri kekurangan
Tiada yang beres lagi tuntas
Ibarat kejatuhan siraman air panas
Terkejut, sontak tak bernafas
Degup jantung berdetak cepat
Emosi yang dirasa semakin singkat
Dimana aku harus berteriak?
Kawan telah pergi seiring masa
Prinsip-diri tak lagi menjadi pusat
Kesunyian awalnya hanya sesaat
Kini Tuhan jadikan menjadi derita
Ketakutan demi ketakutan
Membayang dari berbagai arah
Wajah murung tak bersahabat
Menjadi citra yang tak termaafkan
Pertanyaan
Dimana aku harus berteriak?
Mencoba terlihat memiliki segalanya
Semunya angan ekspetasi belaka
Tiada bagaskara di akhir bulan
Menyinari jiwa yang penuh kegelisahan
Menyalahkan diri tak ada habisnya
Apakah lagi, aku harus memendam amarah?
Dan lagi, kalau harus sakit mengemis belas kasihan,
sanggupkah kesempatan kedua menciptakan kesedihan
untuk menghapus penyesalan?
Dimanakah aku harus berteriak?
Di taman?
Di jurang jembatan?
Di kamar?
atau di kuburan?
Mati rasanya ku melihat kebahagiaan
Tiada harapan tuk menatap kesempatan
Hanya bisa menjedotkan kepala, seraya mengatakan,
Dimana aku harus berteriak..
Komentar
Posting Komentar