Diary Kehadiran Bapak #1 - Hal Kecil
Dear Diary,
Menjadi orang tua memang ternyata tidak semudah yang ku pikir. Apalagi menjadi sosok seorang ayah. Retorika berpikir bersinambung oleh segenap permasalahan yang selalu bertumpu pada pemikirannya pribadi. Terutama masalah keluarga. Iya, kadang mempertahankan keutuhan keluarga itu perlu perjuangan. Namun, seorang ayah yang bertipe idealis memang cenderung untuk tegak dengan pendiriannya tanpa melihat dahulu letak permasalahan, bersandar kepada 'alam pikiran' yang ia terima, dan cenderung kurang mengingat detail orang lain sehingga mudah sekali mengada-ngada sesuatu yang pasti kembali pada kesan pribadi yang menurutnya 'dibenarkan'. Sikap tidak mudah sabaran, selfish, easily self-anger, high responsive only out of their values itulah yang secara defensif ada dalam dirinya.Terlebih lagi masalah adat, seorang ayah idealis yang terikat oleh hal tersebut ketika dikarenakan itu merupakan kebutuhannya, ia cenderung menyalahkan orang yang kelihatannya 'banyak gerak' diasumsikan sebagai pribadi yang tidak punya pendirian dengan personal nature untuk berada di sekitarnya. Yang paling parahnya, tidak mau tahu alasan mengapa orang lain tidak dapat memenangkan kesan pribadi yang idealis itulah yang kadang menimbulkan konflik baru secara eksplisit. Terutama bagi anak²nya yang akan menerima apa yang si idealis sampaikan, secara tidak sadar hanya akan menanamkan informasi alam bawah sadar agar sang anak membenci, menyukai, berperilaku yang harus seperti apa yang sang ayah idealis lakukan. Honestly, itu sangat menyiksa, dan mau tahu rahasia dibalik semua perangai ayah idealis itu? Sebenarnya, hal kompleks itu hanyalah sebuah keluhan berangan kosong saja, tapi kadang orang yang menerimanya merupakan sebuah beban dan masalah baru yang harus di selesaikan. Dasar INFP.
Tertanda
Cucu Herakleitos
Komentar
Posting Komentar